
APAAJA.NET – Orang Tewas di pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, pada Jumat (18/7), berubah menjadi tragedi. Acara yang digelar meriah dengan hiburan rakyat di Lapangan Otto Iskandar Dinata, Garut, menyisakan duka mendalam setelah tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden desak-desakan.
Peristiwa itu terjadi saat ribuan warga berbondong-bondong mendatangi pendopo yang menyediakan makanan gratis untuk umum. Tak terkendali, situasi berubah kacau ketika massa saling berebut masuk ke area makan.
Fakta-Fakta Mengerikan di Balik Tragedi Garut
1. Antrean Membludak Usai Salat Jumat
Menurut laporan kontributor CNN Indonesia, Deden Rahadian, kepadatan massa mulai memadati lokasi sejak pagi hari. Namun puncak desakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, tepat setelah salat Jumat. Warga yang sudah menunggu sejak lama langsung menikmati pendopo untuk menikmati hidangan gratis.
Baca Juga: Gak Perlu Mahal! Ini 5 HP Gaming 2 Jutaan Terbaik 2025, PUBG & MLBB Lancar Jaya!
2. Korban dari Anak-anak hingga Polisi
Tiga korban meninggal terdiri dari seorang anak perempuan berusia 8 tahun, seorang lanjut usia, dan seorang anggota kepolisian. Anak tersebut kebetulan terjebak dalam sesak napas dan mengalami sesak napas.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan membenarkan bahwa salah satu korban adalah anggota bhabinkamtibmas bernama Cecep dari Polsek di bawah Polres Garut.
“Anggota kami sempat membantu warga yang pingsan. Setelah situasi terkendali, dia duduk istirahat, lalu pingsan dan dinyatakan meninggal dunia,” ungkapnya.
3. Banyak Warga Kekuranga
Baca Juga: Rahasia Buncis yang Jarang Mengetahui, Ternyata Ampuh Jaga Kesehatan dan Bikin Langsing!n Oksigen
Selain tiga jiwa korban, puluhan warga lainnya mengalami sesak napas dan harus dibawa ke Rumah Sakit Garut. Deden menyebut banyak lansia turut menjadi korban akibat padatnya massa yang datang sejak pagi.
Orang Tewas di pernikahan ini beritanya sangat menarik bukan? “Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Tapi kondisinya tidak terkendali, banyak yang kelelahan dan kekurangan oksigen,” tambahnya.***