
APAAJA.NET – Aksi demonstrasi besar-besaran yang mengguncang Nepal pada September 2025 disebut banyak meniru pola protes di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Sanjeev Sanyal, penasihat ekonomi Perdana Menteri India Narendra Modi, dalam tulisannya di media sosial X (Twitter). Sanyal menyoroti bahwa baik di Indonesia maupun Nepal, gerakan massa dipicu oleh isu sosial ekonomi yang dianggap tidak adil. Ia menilai, Demo pada mahasiswa dan Gen-Z dijadikan garda terdepan protes, sebagaimana yang pernah terjadi di Bangladesh dan Sri Lanka.
Dari DPR Indonesia hingga Parlemen Nepal
Pemicu Demo di Indonesia
Pada Agustus 2025, publik Indonesia dikejutkan dengan kebijakan tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan. Kondisi ini memicu kemarahan rakyat, terutama buruh bergaji Rp3-5 juta, hingga melahirkan gelombang protes besar.
Pemicu Demo di Nepal
Sementara itu, di Nepal, protes bermula dari kebijakan larangan penggunaan media sosial. Massa yang mayoritas anak muda marah besar hingga menyerang gedung parlemen dan rumah pribadi Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli.
Tekanan publik akhirnya membuat PM Oli memilih mengundurkan diri.
Fakta Persamaan Demo Indonesia dan Nepal
Kedua gelombang protes ini memiliki pola yang hampir sama:
- Indonesia: tuntutan pembatalan tunjangan DPR, anti-oligarki, anti-korupsi, hingga penghapusan outsourcing.
- Nepal: penghapusan larangan media sosial, pemberantasan korupsi, dan desakan agar pejabat tinggi mundur.
Menurut laporan The Himalayan Times, rumah tokoh Sher Bahadur Deuba dari Nepali Congress juga ikut dirusak massa. Sementara The Kathmandu Post menyebut sejumlah pejabat, termasuk Menteri Komunikasi Prithvi Subba Gurung, Wakil PM Bishnu Paudel, hingga Gubernur Bank Sentral Biswo Paudel, menjadi sasaran amarah rakyat.
Dominasi Gen-Z dan Simbol Perlawanan
Gen-Z sebagai Garda Depan
Baik di Indonesia maupun Nepal, generasi muda mendominasi barisan depan. Mahasiswa, buruh muda, dan komunitas digital menjadi motor penggerak.
Ikon Populer Jadi Simbol
Uniknya, animasi populer “One Piece” dipakai sebagai ikon solidaritas di kedua negara. Simbol ini memperkuat identitas perlawanan Gen-Z yang dekat dengan budaya pop global.
Respons Pemerintah Berbeda
- Indonesia: Presiden Prabowo Subianto akhirnya mencabut kebijakan tunjangan DPR, melakukan reshuffle kabinet, dan menurunkan pasukan untuk mengendalikan situasi.
- Nepal: PM Oli lebih dulu menyerukan dialog, menggelar pertemuan partai, sebelum akhirnya mengerahkan tentara.
Meski pemerintah Nepal sudah mencabut larangan media sosial, protes yang menelan korban 19 jiwa itu terlanjur membesar menjadi gerakan anti-korupsi dan anti-elite politik.
Sanjeev Sanyal: “Toolkit Protes Asia Selatan Sama”
Sanjeev Sanyal menilai bahwa pola protes di Asia Selatan memiliki kesamaan. Mulai dari isu pemicu, pengerahan mahasiswa, hingga dinamika lapangan, semua tampak menggunakan “toolkit” yang serupa. Pernyataannya memicu perdebatan di dunia maya, sekaligus menyoroti bagaimana solidaritas digital Gen-Z mampu menjembatani gerakan protes lintas negara.***