Suara Menggelegar dari Balik Hutan! Ini Dia Burung Ciung-batu yang Semakin Langka tapi Memikat!

  • NASIONAL
  • September 24, 2025
  • 0 Comments

APAAJA.NET – Burung Ciung-batu adalah salah satu pengicau paling eksotis dari keluarga Muscicapidae, yang dikenal juga sebagai keluarga burung sikatan. Nama “ciung-batu” terinspirasi dari suara kicauannya yang keras dan menggema seperti bunyi yang memantul di antara bebatuan lembah hutan.

Meski tidak sepopuler murai atau cucak rowo, burung ini memiliki penggemar fanatik di kalangan kicau mania. Tak hanya karena suaranya yang kuat dan bervariasi, tapi juga karena penampilannya yang mencolok — penuh misteri dan elegan.

Baca Juga: Suara Emas Jawa Hilang? Inilah Kisah Tragis Si Cica‑Koreng Jawa yang Memikat Hati!

Ciri-Ciri Fisik dan Suara yang Menawan

Terdapat dua spesies yang paling dikenal:

  • Ciung-batu kecil (Myophonus minutus): panjang tubuh sekitar 15 cm.
  • Ciung-batu besar (Myophonus caeruleus): bisa mencapai 30 cm.

Bulu mereka didominasi warna biru tua kehitaman yang mengilap, terutama jika terkena cahaya matahari. Penampilan ini menjadikan mereka tampak seperti “hantu biru” di tengah rimbunnya hutan tropis.

Paruh dan Suara

  • Paruhnya kuat dan lurus, sangat ideal untuk menangkap serangga, siput, bahkan cacing.
  • Suara: nyaring, jernih, dan sangat bervariasi. Tak heran, burung ini sering masuk dalam daftar burung kontes kicauan.

Habitat dan Gaya Hidup Alaminya

Burung ciung-batu dapat ditemukan di:

  • Hutan pegunungan dengan ketinggian sedang hingga tinggi.
  • Lembah berhutan dan pinggiran sungai berbatu.
  • Area dengan kanopi rapat dan kelembapan tinggi.

Burung ini kerap terlihat berjalan di tanah atau bebatuan saat mencari mangsa. Mereka aktif berburu serangga, siput kecil, cacing, dan bahkan buah-buahan liar sebagai pelengkap makanan.

Nilai Ekologis dan Daya Tarik yang Menggoda

Selain kicauan yang memesona, burung ciung-batu punya nilai ekologis:

  • Mengendalikan populasi serangga dan makhluk kecil lainnya.
  • Menjadi bagian dari suasana akustik alami hutan pegunungan — suaranya adalah indikator bahwa hutan tersebut masih alami dan sehat.

Warna birunya yang seperti balutan beludru alami, membuatnya jadi burung yang sangat fotogenik di alam liar.

Ancaman terhadap Populasi & Upaya Pelestarian

Populasi burung ciung-batu kini semakin sulit ditemukan. Hal ini disebabkan oleh:

  • Deforestasi dan konversi hutan menjadi lahan pertanian atau pemukiman.
  • Perburuan liar untuk diperjualbelikan sebagai burung peliharaan karena suaranya yang dianggap “istimewa”.

Beberapa spesies dari genus Myophonus ini telah masuk daftar satwa dilindungi, sehingga penangkapan dan perdagangan ilegal bisa dikenai sanksi hukum.

Baca Juga: Burung Kuniran: Si Kecil yang Bersuara Ramai, Penjaga Sunyi Pedesaan!

Jangan Biarkan Suara Ciung-batu Hanya Tersisa di Rekaman

Burung ciung-batu bukan hanya sekadar burung kicau — ia adalah simbol dari keseimbangan hutan tropis yang masih terjaga. Menjaga burung ini berarti juga menjaga hutan, suara alam, dan masa depan keanekaragaman hayati Indonesia. Sebelum semua itu hanya bisa kita dengar lewat rekaman digital, mari jaga mereka di habitat aslinya.***

Related Posts

Suara Emas Jawa Hilang? Inilah Kisah Tragis Si Cica‑Koreng Jawa yang Memikat Hati!
  • September 24, 2025

APAAJA.NET – Burung Cica‑koreng Jawa, nama ilmiahnya Copsychus malabaricus javanicus, adalah salah satu jenis burung kicau paling dihargai oleh para pecinta burung di Pulau Jawa. Karena kemampuannya berkicau keras, bervariasi,…

Read More

Continue reading
Burung Kuniran: Si Kecil yang Bersuara Ramai, Penjaga Sunyi Pedesaan!
  • September 24, 2025

APAAJA.NET – Di balik tubuhnya yang mungil, Burung Kuniran atau Trinil Kunir menyimpan keunikan yang membuatnya jadi salah satu penghuni paling meriah di alam pedesaan Indonesia. Walau tidak seterkenal murai…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *