Gus Yasin: Bisa Jadi Dana Abadi Umat

APAAJA.NET– SEMARANG – Luar biasa! Ternyata potensi wakaf uang Aparatur Sipil Negara (ASN) Jawa Tengah mencapai Rp8 miliar/tahun.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng bersama Badan Wakaf Indonesia (BWI) menargetkan potensi wakaf uang dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa mencapai Rp8 miliar per tahun.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin atau Gus Yasin menilai gerakan wakaf uang ASN ini merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi umat.
Menurut Gus Yasin, dana yang terkumpul hasil gerakan wakaf uang ini akan dijadikan dana abadi umat untuk mendukung berbagai program sosial produktif di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Sosial Jateng, Imam Masykur, selaku Ketua Perwakilan BWI Jawa Tengah memaparkan, di Jawa Tengah terdapat 112.834 bidang tanah wakaf dengan total luas mencapai 5.825,77 hektare. Dari jumlah itu, 78.492 bidang seluas 3.978,54 hektare sudah bersertifikat, sedangkan 34.342 bidang seluas 1.847,23 hektare belum memiliki sertifikat.
“Selama ini banyak tanah wakaf yang baru dimanfaatkan untuk madrasah atau masjid, tapi belum optimal secara ekonomi. Sekarang sedang kami dorong agar bisa lebih produktif,” kata Imam di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jateng, Kamis 23 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, Pemprov bersama BWI kini tengah menyiapkan model pengelolaan wakaf produktif, termasuk gerakan wakaf uang ASN. ASN di Jateng disebut berkomitmen untuk berwakaf dua kali setahun, masing-masing sebesar Rp100 ribu.
“Kalau seluruh ASN ikut, potensi dananya bisa mencapai sekitar Rp8 miliar per tahun,” ujarnya.
Imam menambahkan, dua daerah di Jawa Tengah yakni Semarang dan Kendal telah ditunjuk sebagai kota wakaf percontohan, dan selanjutnya akan diupayakan menyusul Demak dan Kudus. Ia juga menyebut bahwa pihaknya kini telah mendapatkan SK resmi dari BWI Pusat sebagai nazhir wakaf uang, yang diketuai oleh Drs H.Eman Sulaeman, MH, yang merupakan dosen UIN Walisongo Semarang.
“Kami juga meniru praktik di Sumatera Barat, di mana calon pengantin (catin) ikut berwakaf minimal Rp10.000,” imbuhnya.
Sekretaris Nadzir Wakaf Uang BWI Jateng, Ahmad Furqon, menyebut program wakaf uang ASN ini akan diinvestasikan pada sektor-sektor produktif. Hasilnya akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit gratis bagi keluarga tidak mampu, renovasi masjid, serta kegiatan yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Program ini juga selaras dengan Instruksi Presiden Nomor 8 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem. Kalau wakafnya di atas Rp1 juta, wakif bisa mendapatkan Sertifikat Wakaf Uang,” jelasnya.
Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin atau Gus Yasin menilai gerakan wakaf uang ASN ini merupakan langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi umat.
Ia menegaskan wakaf harus dikelola secara produktif dan berkelanjutan, bukan hanya dikumpulkan lalu disalurkan seperti lembaga zakat.
“Kalau hanya programnya dikumpulkan dan dibagikan, itu mirip Baznas. Tapi kalau dikelola produktif, hasilnya bisa memberdayakan fakir miskin,” kata Yasin.
Ia juga mendorong agar wakaf dikolaborasikan dengan madrasah dan masjid yang bisa mengembangkan unit usaha seperti toko atau tempat istirahat bagi musafir.
“Dengan begitu, hasilnya bisa terus berputar dan menjadi manfaat yang abadi bagi masyarakat,” tegasnya.
Yasin menambahkan, pelibatan ASN dan masyarakat luas menjadi kunci agar wakaf uang benar-benar menjadi gerakan sosial yang berdampak luas.
“Kami mendukung penuh upaya menjadikan wakaf uang sebagai dana abadi umat yang tidak hanya membangun, tapi juga memberdayakan,” pungkasnya.***