
APAAJA.NET – Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki sejarah panjang dalam dunia perkeretaapian di Indonesia. Beberapa jalur rel yang pernah menjadi urat nadi transportasi, kini telah terbengkalai atau tidak beroperasi lagi. Rencana untuk mereaktivasi jalur-jalur ini tentunya membawa harapan baru, namun tantangan besar menanti di depan mata.
Gubernur Jawa Barat, Dede Mulyadi, berencana untuk menghidupkan kembali seluruh jaringan kereta api di provinsi ini. Ini bukanlah ide baru, karena Gubernur Ridwan Kamil sebelumnya juga sempat mengusulkan hal yang sama. Namun, permasalahan utama yang menghambat rencana ini adalah anggaran yang tidak mencukupi.
Jalur-Jalur Kereta Api Non-Aktif di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat memiliki sekitar 14 jalur kereta api non-aktif yang tersebar di berbagai daerah. Di antaranya adalah jalur-jalur yang sangat potensial untuk reaktivasi, seperti:
-
Cibatu – Garut (19,3 km)
-
Banjar – Cijulang (83 km)
-
Cikudapateh – Ciwidey (27 km)
-
Cirebon – Jamblang – Jatiwangi – Kadipaten (67 km)
-
Tasikmalaya – Singaparna (17 km)
Salah satu jalur yang sudah berhasil direaktivasi adalah Cibatu – Garut, yang mulai beroperasi kembali pada 22 Maret 2022 setelah dibangun oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Jalur ini sebelumnya dihentikan operasionalnya pada tahun 1983, namun kini kembali diaktifkan untuk mendukung perekonomian daerah Garut.
Keistimewaan Jalur Cibatu – Garut – Cikajang
Jalur Cibatu – Garut – Cikajang memiliki keunikan tersendiri, karena melintasi wilayah pegunungan yang terjal. Jalur sepanjang 47 km ini merupakan tantangan besar dalam pembangunan karena harus menembus medan yang sulit. Bahkan, jalur ini sempat menjadi daya tarik bagi para pecinta kereta api pada era 1970-an.
Selain untuk transportasi penumpang, jalur ini juga sangat penting untuk mengangkut hasil pertanian, terutama teh, yang menjadi produk unggulan daerah Garut. Stasiun Cikajang, yang merupakan stasiun tertinggi di Indonesia, terletak di ketinggian 1.246 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ini menjadikan jalur ini unik dan penuh tantangan, namun juga sangat penting untuk perekonomian lokal.
Tantangan Reaktivasi Jalur Rel di Jawa Barat
Meskipun ada potensi besar dalam menghidupkan kembali jalur kereta api, tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran. Reaktivasi jalur kereta api bukan hanya soal membangun rel, tetapi juga harus menyediakan prasarana dan sarana yang memadai. Hal ini jelas membutuhkan dukungan anggaran yang besar, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Selain itu, infrastruktur jalan di daerah-daerah tertentu di Jawa Barat juga perlu perbaikan. Beberapa ruas jalan di pelosok daerah masih dalam kondisi rusak, dan ini menjadi hambatan bagi distribusi barang dan akses transportasi lainnya.
Manfaat Reaktivasi Jalur Rel bagi Jawa Barat
Reaktivasi jalur rel kereta api di Jawa Barat bukan hanya soal meningkatkan konektivitas antar kota, tetapi juga bisa menjadi pendorong bagi perekonomian dan pariwisata. Salah satu jalur yang berpotensi mendatangkan banyak wisatawan adalah jalur Banjar – Cijulang, yang melewati kawasan eksotis seperti Pangandaran, destinasi wisata terkenal di Jawa Barat.
Dengan investasi yang tepat dan perencanaan matang, jalur kereta api ini dapat meningkatkan mobilitas masyarakat dan mengurangi kemacetan di jalan raya. Selain itu, kereta api juga lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan bermotor.
Apa yang Dibutuhkan untuk Meujudkan Rencana Ini?
Untuk mewujudkan reaktivasi jalur rel di Jawa Barat, tidak hanya semangat yang dibutuhkan, tetapi juga keberanian untuk menghadapi tantangan anggaran. Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus lebih kreatif dalam mencari sumber pendanaan, baik dari APBD, APBN, maupun kerja sama dengan pihak swasta.
Selain itu, perlu ada koordinasi yang baik antara Kementerian Perhubungan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan PT Kereta Api Indonesia untuk memastikan bahwa reaktivasi ini berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Baca Juga: CPNS 2025: Lulusan S1 Pendidikan Bisa Daftar Tanpa Harus Jadi Guru
Harapan atau Sekadar Omon-Omon Belaka?
Reaktivasi jalur rel di Jawa Barat adalah langkah positif yang bisa meningkatkan konektivitas, pariwisata, dan perekonomian daerah. Namun, tanpa dukungan anggaran yang memadai, rencana ini hanya akan tetap menjadi wacana semata. Diperlukan komitmen kuat dari pemerintah dan pihak terkait agar jalur-jalur rel yang terhenti operasionalnya bisa kembali hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat.***