
APAAJA.NET –Investor senior Indonesia, Lo Kheng Hong (LKH), kembali menarik perhatian di dunia pasar modal. Ia diperkirakan bakal menerima dividen sebesar Rp17,8 miliar dari kepemilikan saham di Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank CIMB Niaga (BNGA) pada April 2025. Dua saham perbankan besar ini menjadi sumber pemasukan besar bagi LKH berkat konsistensinya menerapkan strategi investasi jangka panjang berbasis nilai (value investing).
Dividen Fantastis dari Saham BBRI dan BNGA
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BBRI, telah disepakati pembagian dividen untuk tahun buku 2024 sebesar Rp343,40 per saham. Dari jumlah tersebut, Rp135 sudah dibayarkan sebagai dividen interim pada Januari 2025, sehingga dividen final yang diterima pada April 2025 adalah Rp208,40 per saham. Dengan kepemilikan 64,63 juta saham BBRI, LKH akan mengantongi sekitar Rp13,47 miliar.
Baca Juga: MTs N 2 Banjarnegara dan Aswatabara: Meracik Kreativitas dari Buah Lokal Banjarnegara
Selain BBRI, LKH juga memegang saham BNGA sebanyak 28,25 juta lembar. BNGA menyetujui pembagian dividen Rp155 per saham, dari laba bersih tahun 2024 yang mencapai Rp6,52 triliun. Dari BNGA, LKH akan memperoleh tambahan sekitar Rp4,37 miliar. Total dividen yang dikantongi dari kedua saham ini mencapai Rp17,84 miliar.
Jadwal Penting Pembagian Dividen
Dividen BBRI:
- Cum Dividen Reguler & Negosiasi: 10 April 2025
- Ex Dividen Reguler & Negosiasi: 11 April 2025
- Recording Date: 14 April 2025
- Pembayaran Dividen: 23 April 2025
Dividen BNGA:
- Cum Dividen Reguler & Negosiasi: 23 April 2025
- Ex Dividen Reguler & Negosiasi: 24 April 2025
- Recording Date: 25 April 2025
- Pembayaran Dividen: 14 Mei 2025
Lek No Karto: Tetap Bersyukur dengan Rezeki Sehari-hari
Di sisi lain kehidupan, ada Lek No Karto — tukang ojek pengkolan yang tetap bahagia walau hanya mendapatkan Rp100 ribu per hari. Kisah ini mengingatkan kita bahwa rasa syukur adalah kunci kebahagiaan, terlepas dari besar kecilnya rezeki yang diterima.
Ungkapan dalam Surah Ar-Rahman, “Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban” (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) menjadi pengingat bahwa kekayaan sejati terletak dalam hati yang bersyukur, bukan semata-mata dalam angka saldo rekening.
Baik miliaran rupiah seperti LKH atau ratusan ribu seperti Lek No Karto, keduanya tetap bagian dari rezeki yang harus disyukuri dan dibagikan kepada sesama.***