
Apaaja.net- Setiap tanggal 1 Mei, jalanan di kota-kota besar dan kecil di seluruh dunia berubah menjadi panggung utama perjuangan. Hari Buruh Internasional atau yang lebih dikenal sebagai May Day, menjadi momen di mana para buruh bersatu menyuarakan aspirasi mereka.
Namun, di balik spanduk besar dan teriakan orasi, ada kisah yang lebih kompleks—sebuah cerita tentang ketidaksetaraan, perjuangan, dan harapan yang tak kunjung pudar.
Investigasi mendalam ke dalam kehidupan buruh mengungkap potret yang tidak selalu terpampang di media utama. Nyatanya masih ada Buruh dengan upah yang terlampau murah, bahkan ia kesulitan untuk sekadar membayar kontrakan. Dengan gaji yang terkadang hanya cukup untuk kebutuhan dasar, sebagian buruh harus berdamai ketika produktivitasnya tak sebanding dengan kesejahteraannya.
Buruh adalah tulang punggung perusahaan, tapi suaranya jarang didengar. Mungkinkah elit politik di negeri ini terlampau sibuk dengan urusannya?
Hari Buruh hadir bukan hanya sekadar selebrasi, tetapi sebagai pengingat akan adanya jurang yang masih lebar antara buruh dan pemangku kepentingan. Tuntutan para buruh tahun ini mencakup peningkatan upah minimum, jam kerja yang manusiawi, dan jaminan keamanan kerja. Tidak sedikit di antara mereka yang juga menyerukan penghentian praktek outsourcing yang kerap merugikan pekerja.
Hari ini, sejak pukul 06.30 WIB, masa aksi mulai berdatangan ke kawasan Monumen Nasional di Gambir, Jakarta Pusat. Mereka datang untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada Kamis, 1 Mei 2025. Massa aksi datang menggunakan berbagai moda transportasi, termasuk bus, dari daerah seperti Banten, Jawa Barat, dan Jakarta.
Aksi ini dihadiri oleh berbagai konfederasi buruh dan pekerja, di antaranya Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI). KSPSI tampak mencolok dengan bendera dan logo serikat berwarna biru, sementara serikat lainnya juga mempersiapkan peralatan untuk aksi.
Aksi ini menjadi wadah bagi buruh dan pekerja untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait berbagai isu ketenagakerjaan, seperti upah layak bagi pekerja dan jaminan sosial.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan akan ada enam isu penting yang diusung dan disampaikan ke Presiden Prabowo Subianto.
Baca Jugaa:Daftar Gaji PNS Golongan 3A Masa Kerja 0–10 Tahun yang Cair Mei 2025, Lengkap dengan Tunjangan
“Isu yang dibawa dalam perayaan May Day adalah menghapus outsourcing (tenaga alih daya), pembentukan satuan tugas pemutusan hubungan kerja (satgas PHK), upah yang layak, dan perlindungan buruh dengan mengesahkan RUU (Rancangan Undang-Undang) Ketenagakerjaan yang baru,” kata Said dalam jumpa pers virtual di Jakarta pada Kamis, 24 April 2025, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, Said mengatakan bahwa tuntutan juga mencakup perlindungan hak pekerja rumah tangga melalui pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT). Berikutnya, pemberantasan korupsi melalui RUU Perampasan Aset.
Lebih lanjut, Said menuturkan, kemungkinan terdapat sebanyak 200 ribu buruh dari kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), serta Purwakarta, Karawang, Serang, hingga Cilegon yang bakal hadir dalam peringatan Hari Buruh Internasional di Lapangan Monas.
Baca Juga: Wisuda Sekolah Boleh Digelar, Asal Tidak Memberatkan
Kemudian, para buruh di setidaknya 30 provinsi juga bakal menggelar aksi yang sama di masing-masing daerah. Peringatan tersebut, diisi dengan panggung orasi hingga kegiatan terkait perjuangan isu-isu buruh.
Said juga menerangkan bahwa, jumlah buruh yang terlibat di seluruh Indonesia melebihi 1,2 juta orang, berdasarkan laporan dari daerah-daerah. Kabar ini tentu saja menunjukkan bahwa serikat buruh maupun konfederasi buruh, tetap solid dalam memperjuangkan kesejahteraan Buruh.
Pada peringatan Hari Buruh, Presiden RI Prabowo Subianto berjanji agar tidak ada anak yang kelaparan dan akan tetap berjuang memberantas kemiskinan di Bumi Indonesia***