
APAAJA.NET – Cybercrime investigator adalah spesialis yang bekerja mengungkap kejahatan digital. Tugasnya mencakup menyelidiki serangan siber, pelanggaran data, hingga aktivitas ilegal lainnya yang terjadi melalui jaringan internet. Tidak seperti penyidik umum, profesi ini menitikberatkan pada pelacakan bukti elektronik dan jejak digital dari pelaku kejahatan.
Baca Juga:7 HP Android dengan Kamera Setara iPhone Di Tahun 2025
Penyelidik ini bisa bekerja di lembaga pemerintah, kepolisian, atau sektor swasta, terutama perusahaan yang menangani data sensitif dan teknologi informasi.
Tanggung Jawab Seorang Cybercrime Investigator
Profesi ini menuntut kombinasi keterampilan teknis dan hukum. Mereka tidak hanya harus memahami perangkat lunak dan sistem jaringan, tetapi juga mampu menyusun laporan hukum dan memberikan kesaksian di pengadilan.
1. Menyelidiki Serangan Siber
-
Melakukan analisis menyeluruh terhadap sistem yang disusupi.
-
Melacak jalur serangan, termasuk siapa pelakunya dan dari mana serangan berasal.
-
Mengidentifikasi dan memulihkan file yang telah dihapus atau dirusak.
2. Mengelola Bukti Digital
-
Mengamankan dan mengarsipkan data elektronik yang relevan.
-
Menjaga integritas bukti agar dapat diterima secara hukum di persidangan.
-
Menggunakan perangkat forensik untuk ekstraksi data dari perangkat digital.
3. Membuat Laporan dan Menjadi Saksi Ahli
-
Menyusun laporan teknis yang dapat dipahami oleh pihak hukum.
-
Memberikan keterangan di pengadilan sebagai saksi ahli dalam kasus siber.
-
Mempresentasikan temuan investigasi dalam bahasa yang lugas dan akurat.
4. Melakukan Pengujian Keamanan
-
Menguji sistem dengan teknik ethical hacking untuk menemukan titik lemah.
-
Menyusun rekomendasi penguatan sistem IT sebelum terjadi pelanggaran keamanan.
-
Melakukan simulasi serangan sebagai bagian dari evaluasi risiko.
5. Bekerja Sama dengan Lembaga Internasional
-
Menangani kasus kejahatan digital yang melibatkan lebih dari satu negara.
-
Bekerja sama dengan badan penegak hukum lintas negara seperti Interpol atau Europol.
-
Menavigasi perbedaan hukum siber antar negara.
6. Memberikan Edukasi dan Konsultasi
-
Melatih aparat penegak hukum lainnya dalam memahami metode investigasi siber.
- Menyediakan konsultasi strategis kepada organisasi dalam menghadapi ancaman siber.
7. Memahami Teknologi dan Enkripsi
-
Menangani file yang dilindungi sandi atau menggunakan enkripsi kuat.
-
Menganalisis aplikasi dan perangkat lunak untuk mencari celah keamanan.
-
Menyusun strategi untuk mengatasi pengamanan digital canggih milik pelaku.***