
Dari kiri: KH Abdullah Ubab Maimun, Kyai Fadlolan Musyaffa, Irfan Pulungan (Ketua Mahkamah PPP), KH Mustofa Aqil (Ketua Majelis Syariah), Gus Taj Yasin, Agus Suparmanto (pengusaha, Mendag Kabinet Jokowi 2019), Habib Ahmad Ederus Alhabsyi, dan Dr KH Mursyed Qori (anggota Majelis Syariah)
APAAJA.NET – SEMARANG – Jika di dunia militer ada istilah Back to Barack (para tentara hanya fokus pada bidang militer tidak ke yang lain), di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ada istilah back to pesantren atau kembali ke pesantren.
Mengapa harus kyai pesantren?
“Karena PPP di samping partai Islam, basis konstituen berada di kalangan masyarakat santri. Baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa,” kata Koordinator Forum Forum Peduli Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dr KH Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA (Kyai Fadlolan Musyaffa’) di sela Halaqoh Ulama dan Kader PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF) Semarang yang didirikan dan diasuh oleh kyai Fadlolan Musyaffa’, Sabtu (3/5/2025).
“PPP hari ini tidak sedang baik-baik saja. PPP juga sedang tidak memiliki wakil rakyat di parlemen. Untuk mengembalikan kursi PPP di parlemen tidak cukup dipimpin figur seorang tokoh atau pejabat atau pengusaha yang memiliki fasilitas jabatan maupun akomodasi. Apalagi hanya pedagang yang maunya numpang jualan di PPP untuk mendapat untung.”
Lebih jauh Kyai Fadlolan menjelaskan mengapa periode sebelumnya saat dipimpin Suharso Monoarfa dan Muhamad Mardiono, survey suara PPP anjlok turun kisaran 2,9-3,8%?
Tujuan halaqoh ini, kata Kyai Fadlolan Musyaffa’, ingin mengumpulkan ulama sepuh PPP dan kader yang sedang berserakan tidak terhimpun oleh Pengurus DPP-PPP yang terkesan lambat tidak segera mengambil langkah strategis perjuangan partai setelah tidak lolos parliamentary threshold (4% PT) yang merupakan ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk perolehan kursi DPR.
Acara halaqoh ini terselenggara bukan atas nama struktur PPP baik DPP/DPW-PPP, tetapi atas nama Forum Peduli PPP yang diinisiasi oleh Wagub Jateng Gus Taj Yasin Maimun dan Agus Suparmanto, Menteri Perdagangan Kabinet Jokowi 2019-2021 yang mempercayakan Kyai Fadlolan Musyaffa’ sebagai Koordinator Forum dan Ngainur Richardl, sebagai Sekretaris.
Halaqoh ini semacam mengumpulkan balung pisah dari para kyai sesepuh dan kader yang sudah cukup lama tidak disentuh oleh pengurus struktural PPP, maka Forum Peduli PPP kemarin menggelar Halaqoh Ulama dan Kader PPP untuk bersatu bemusyawarah membahas masa depan PPP menjelang muktamar akhir Agustus awal September 2025.
Dalam kesepakatan peserta halaqoh di antaranya memutuskan harus mengembalikan PPP ke tangan ulama pesantren, dan mengganti ketua umum PPP dari kalangan pesantren, karena basis konstituen PPP berada di masyarakat religius pesantren.
Baca Juga: Wagub Jateng Dicalonkan Ketum PPP untuk Menghidupkan Partai Berlambang Kabah di Parlemen
Turut hadir dalam Halaqah Ulama ini, sejumlah petinggi Partai Ka’bah mulai dari Pimpinan Majelis-majelis tingkat DPP PPP, Pengurus Harian DPP-PPP hingga pengurus DPW PPP.
Hadir juga Wakil Gibernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimun Zubair (Gus Yasin), yang didambakan masuk dalam calon ketua umum PPP dalam muktamar 2025.
Sesepuh PPP yang turut hadir KH. Abdullah Ubab Maimun (Majelis Kehormatan DPP-PPP), KH. Mustofa Aqil Siraj (Ketua Majelis Syariah DPP-PPP), Dr. KH. Fadlolan Musyaffa’, (Sekretaris Majelis Syariah DPP-PPP), beberapa kyai dari anggota majelis syariah KH Ahmad Haris Shodaqoh, Alhabib Ahmad Ederus Alhabsyi, KH Muhyidin Ishaq, Dr KH Qorie Mursyid, KH. Mahin Toha, KH. Muchsin Nur.
Hadir juga Gus Romahurmuzy (Ketua Mejelis Pertimbangan DPP-PPP), dan Irfan Ade Pulungan (Ketua Mahkamah Partai DPP-PPP).
Sementara dari pengurus harian DPP-PPP Gus Arwani Tomafi, (Sekretaris Jenderal DPP-PPP), Qoyyum, Ibu Atiq (Ketua DPP-PPP).
Dan hadir dari unsur DPW H. Masruhan Samsuri, DPW Jateng, Ketua DPW-PPP Banten, Ketua DPW-PPP Jabar, Ketua DPW-PPP Jatim, Ketua DPW-PPP DIY.
Undangan khusus masyayikh Ponpes Sarang Rembang KH. Idror Maimun Zubair, KH. Chamzah Hasan (Pengasuh Ponpes Tanbihul Ghofilin Banjarnegara).
Baca Juga: Profil Gus Taj Yasin Maimoen, Figur yang Dinilai Pas Pimpin PPP
Forum tersebut membahas berbagai langkah strategis, salah satunya untuk mengembalikan PPP kembali ke Senayan. Selain itu, peserta halaqah juga menyepakati untuk mencari calon ketua umum (Ketum) PPP baru pada Muktamar 2025 mendatang untuk semangat perubahan dengan mencari figur utama potensial dari internal dan baru kemudian eksternal untuk bergabung dan membesarkan PPP.
Dr KH Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA, Sekretaris Majelis Syariah DPP-PPP menyatakan bahwa hari ini PPP membutuhkan sosok kyai pesantren yang siap berjuang dan berkorban.
Wagub Jateng Gus Taj Yasin Maimoen Zubair, memberikan sambutan. Taj Yasin sebagai calon ketua umum PPP terkuat. Sosok inilah yang sejak lama dinantikan kader dan kini saatnya hadir untuk menolong PPP yang mati di Senayan.
Baca Juga: Kyai Fadlolan Musyaffa’ : PPP Butuh Sosok Kyai Pesantren yang siap Berjuang dan Berkorban
“Ini karena figur Ketum PPP tidak dikenal pendukung PPP dan tidak dari kalangan santri. Jadi, kembalikan PPP ke pesantren, kalau mau hidup kembali,” tandas Kyai Fadlolan Musyaffa’ saat diwawancarai di lokasi halaqoh ulama dan kader PPP.
Muncul nama baru calon ketua umum Agus Suparmanto, seorang pengusaha dan mantan menteri kabinet Jokowi 2019-2021. Sementara nama yang sudah populer Gus Taj Yasin Maimun, Dudung Abdurrahman, Andi Amran dan mungkin masih ada figur lain yang menyusul.
“Sekali lagi saya katakan, PPP perlu ditolong oleh tokoh kyai pesantren yang siap berjuang dan berkorban serta konkret memiliki basis umat di masyarakat. Bukan sekadar menjadikan PPP sebuah taksi atau sering disebut gojek untuk kendaraan politik sesaat,” tandasnya
Baca Juga: Perlukah Wisuda untuk Siswa Jenjang TK-SD-SMP-SMA
Nama Taj Yasin Maimoen Zubair, sebagai calon ketua umum PPP terkuat. Sosok inilah yang sejak lama dinantikan kader dan kini saatnya hadir untuk menolong PPP yang mati di Senayan.
Hilangnya kursi di Senayan merupakan sejarah terburuk PPP sepanjang sejarah. Dengan demikian sangat diperlukan figur ketum yang muda dan melek dari sederet harapan tersebut.
“Belum menemukan figur ideal selain Gus Taj Yasin Maimoen, yang sesuai kriteria memimpin PPP untuk mampu membawa perubahan Kembalikan PPP lolos parlemen,” lanjut kyai Fadlolan Musyaffa’.***