
APAAJA.NET – Kisah inspiratif HM Lukminto? di balik nama besar PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), tersimpan kisah inspiratif tentang sosok pendirinya, HM Lukminto. Perusahaan tekstil raksasa yang berpusat di Jetis, Sukoharjo, Jawa Tengah ini pernah mencapai puncak kejayaan sebagai produsen seragam militer bagi lebih dari 100 negara, termasuk anggota NATO. Namun, jauh sebelum menjadi raksasa industri, Sritex dibangun dengan pondasi nilai kemanusiaan yang kuat, salah satunya dari sosok HM Lukminto.
Baca Juga: Manfaat Berjemur di Pagi Hari: Sumber Vitamin D Alami untuk Kesehatan Tubuh dan Mental
‘Nduk, Aku Titip Pabrik Yo…’
Dilansir dari Portal Pekalongan, Anik, salah satu mantan karyawan Sritex, mengenang HM Lukminto sebagai pribadi yang penuh kasih dan perhatian. Dalam banyak kesempatan, Lukminto sering memberikan wejangan penuh kelembutan seperti, “Nduk, aku titip pabrik yo. Dijaga yo. Yen kerja sing do ati-ati.” Kalimat sederhana tapi penuh makna yang menunjukkan betapa besar perhatiannya terhadap perusahaan dan orang-orang di dalamnya.
Pemimpin yang Menghargai dan Mengayomi
Salah satu cerita menarik datang ketika Anik dilarang makan di kantin pabrik oleh sekretaris Lukminto. Alasannya? HM Lukminto sudah menyiapkan nasi Padang khusus untuknya. Gestur kecil itu menunjukkan betapa dia memperhatikan kenyamanan dan kesejahteraan para karyawannya secara pribadi. Tidak hanya itu, Anik juga sering mendapatkan uang saku tambahan setiap kali bertugas ke kantor pusat Sritex di Jetis.
“Rasanya seperti anak dengan bapaknya. Saya selalu disangoni, seringnya Rp200 ribu,” kenang Anik dengan mata berkaca-kaca.
Perubahan Setelah Sang Pendiri Tiada
Namun semua berubah sejak HM Lukminto meninggal dunia di Singapura pada 5 Februari 2014. Sistem perusahaan menjadi lebih kaku, dan hubungan antarpegawai tidak lagi sehangat sebelumnya. Anik bahkan memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya dan memilih menjadi operator biasa karena tidak nyaman dengan suasana kerja pasca kepergian Lukminto.
Warisan Nilai dan Kepemimpinan
Kini, meski PT Sritex tengah menghadapi babak sulit dengan status pailit, nilai-nilai kepemimpinan dan kedermawanan HM Lukminto tetap hidup di hati banyak mantan karyawan. Kisahnya menjadi pelajaran berharga bahwa kesuksesan bisnis tidak hanya ditentukan oleh angka, tetapi juga oleh kemanusiaan yang menyertainya.***