
APAAJA.NET – Membaca Al-Qur’an adalah amalan yang penuh keutamaan. Bahkan bagi yang belum lancar, tetap diganjar pahala berlipat. Hal ini disampaikan Prof. Sholihan dalam sebuah pengajian, mengingatkan umat Islam bahwa Al-Qur’an adalah sumber cahaya dan petunjuk hidup.
“Bahkan yang terbata-bata saat membaca Al-Qur’an, tetap mendapat pahala dua kali lipat,” ungkap Prof. Sholihan.
Namun, beliau mengingatkan bahwa keutamaan membaca tidak boleh mengalihkan perhatian kita dari tugas utama: mengamalkan kandungan Al-Qur’an.
Mengamalkan Al-Qur’an adalah Tuntunan Utama
Petunjuk Hidup yang Harus Diikuti
Baca Juga: Gus Baha: Akhlak Jangan Sampai Luntur di Era Digital, Ini Cara Menjaganya
Dalam surat Al-Baqarah ayat 2 disebutkan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Ibarat penunjuk jalan dalam perjalanan, Al-Qur’an adalah peta bagi manusia agar tak tersesat dalam hidup.
“Kalau kita tidak mengikuti petunjuk, kita bisa saja tersesat walaupun tampak sukses,” ujar Prof. Sholihan.
Tidak Cukup Dibaca, Harus Diyakini dan Diamalkan
Mengutip penjelasan Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab Nāṣih al-‘Ibād, Prof. Sholihan menyampaikan bahwa mengamalkan Al-Qur’an berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan di dalamnya. Perintah seperti berkata jujur, adil, menjaga shalat, dan berbakti kepada orang tua harus menjadi bagian dari hidup. Sebaliknya, larangan seperti dusta, ghibah, hasad, dan riba wajib dijauhi.
Jangan Jadi Seperti Keledai Membawa Kitab
Prof. Sholihan juga mengingatkan agar umat Islam tidak hanya memuliakan mushaf secara fisik tapi mengabaikan isinya. Ia mengutip surat Al-Jumu’ah ayat 5 yang menggambarkan orang yang membawa kitab tetapi tidak mengamalkannya seperti keledai yang membawa buku tebal.
“Na‘ūdzu billāh min dzālik,” ujar beliau, mengajak hadirin untuk mawas diri agar tidak termasuk golongan yang hanya berhenti di tilawah (membaca) semata.
Akhirnya, Al-Qur’an Akan Menjadi Saksi Bagi Kita
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Al-Qur’ān ḥujjatun laka aw ‘alaik”
“Al-Qur’an itu bisa menjadi pembela bagimu, atau menjadi pendakwa atasmu.” (HR. Muslim)
Maka, Prof. Sholihan menegaskan bahwa umat Islam harus menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman nyata dalam hidup, bukan hanya bacaan ritual.
Baca Juga: Belum Pernah Aqiqah, Apakah Sah Berkurban? Ini Penjelasan Lengkap Menurut Sejarah dan Syariat Islam
Empat Langkah Bersama Al-Qur’an
-
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah.
-
Memahami Al-Qur’an adalah kewajiban.
-
Mengamalkan Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain.
-
Mendakwahkan Al-Qur’an adalah bentuk cinta kepada sesama.
Semoga kita semua tergolong orang yang tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadikannya pedoman hidup dan pengarah amal dalam keseharian***