
APAAJA.NET – Masjid At-Taqwa kembali menjadi pusat semangat keilmuan Islam, Senin pagi (2/6), dalam lanjutan Kajian Ustadz Prof Sholihan. Dalam kesempatan tersebut, beliau membahas maqalah ke-10 dari bab Rubā‘ī dalam kitab Nasihatul ‘Ibad karya Imam Nawawi.
Fokus kajian terletak pada pernyataan Sayyidina Ali radhiyallahu ‘anhu:
“Barang siapa yang takut akan neraka, maka dia akan menghentikan syahwat-syahwatnya.”
Imam Nawawi: Takut Neraka Bukan Sekadar Ucapan
Kajian Ustadz Prof Sholihan menekankan bahwa takut kepada neraka bukan hanya ucapan di lisan. Hal ini harus diwujudkan melalui tindakan nyata, yaitu menahan diri dari mengikuti dorongan hawa nafsu, terutama yang mengarah pada kemaksiatan dan pelanggaran agama.
“Kalau benar-benar takut, maka jauhi hal-hal yang mendekatkan ke neraka: maksiat, syahwat, dan meninggalkan kewajiban,” tegasnya.
Baca Juga: Jalaludin Rumi dan Bisikan Jiwa: 17 Kutipan untuk Menemukan Dirimu Kembali
Menurut Imam Nawawi, orang yang benar-benar beriman akan menghentikan gerakan nafsu, sebagai wujud konkret dari rasa takut terhadap azab akhirat.
Gambaran Mengerikan Neraka: Alasan untuk Takut dan Waspada
Ustadz Prof Sholihan mengutip berbagai ayat Al-Qur’an yang menggambarkan betapa mengerikannya siksa neraka, seperti:
-
Kulit yang terus diganti agar azab terasa (QS. An-Nisa: 56)
-
Makanan berupa zaqqum, nanah, dan logam panas
“Tidak ada kenikmatan di dalam neraka, hanya penderitaan tanpa henti,” ujar beliau.
Sebaliknya, surga adalah tempat yang penuh ketenangan dan kenikmatan, tujuan akhir yang dirindukan oleh setiap Muslim yang beriman.
Doa Ibadurrahman dan Solusi Qur’ani untuk Melawan Nafsu
Beliau juga menyinggung doa Ibadurrahman dari Surah Al-Furqan:
“Ya Tuhan kami, jauhkanlah kami dari azab Jahannam. Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.”
Doa ini menjadi bukti bahwa orang-orang yang saleh selalu sadar dan khawatir terhadap kemungkinan masuk ke dalam neraka.
Menahan Nafsu: Benteng Utama dari Kehancuran
Syahwat yang dibahas bukan hanya nafsu biologis, tetapi juga mencakup nafsu amarah, yaitu dorongan untuk berbuat kejahatan dan maksiat. Inilah akar dari banyak keburukan yang bisa menyeret seseorang ke dalam azab akhirat.
Baca Juga; Makna Pernikahan dalam Islam: Pesan Khutbah Nikah Prof Sholihan tentang Komitmen Suci Dua Jiwa
Sebagai solusi, Prof Sholihan menyarankan untuk segera beristiadzah, yakni memohon perlindungan kepada Allah jika mulai tergoda oleh bisikan buruk.
Takut Neraka Harus Dibuktikan dengan Pengendalian Diri
Kajian ini memberikan pesan penting: takut neraka bukan sikap pasif, tetapi harus aktif dalam mengendalikan syahwat dan menjauhi maksiat. Inilah bentuk nyata dari iman yang sejati.***