APAAJA.NET – Mandalika Racing Series (MRS) 2025 Seri 2 kembali jadi ajang unjuk gigi para pembalap muda berbakat. Salah satu sorotan utama hadir dari Arkana Ocktane, rider muda potensial dari tim Yamaha AMS RRS, yang berhasil meraih kemenangan di Superpole Race kelas NS150 Junior.
Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa Arkana bukan hanya sekadar peserta, melainkan penantang serius gelar juara umum di kategori bergengsi untuk pembalap muda 150 cc.
Anak Legenda Balap, Bukti Darah Juara Mengalir Deras
Arkana bukan nama asing di kalangan pecinta balap motor. Ia adalah putra dari mantan pembalap nasional Arie Ocktane, sosok yang sempat mewarnai kejayaan dunia balap Indonesia era 2000-an. Kini, sang anak meneruskan jejaknya dengan performa yang tak kalah mengesankan.
Dengan bekal talenta dan kerja keras, ditambah pembinaan langsung dari Rey Ratukore—mantan pembalap dan kini manajer tim Yamaha AMS RRS—Arkana menunjukkan perkembangan luar biasa. Ia tampil tenang, fokus, dan konsisten sepanjang lap dalam Superpole Race.
Kemenangan Penting di Tengah Ketatnya Persaingan NS150 Junior
Kelas NS150 Junior dikenal sebagai salah satu kelas paling kompetitif karena diisi oleh talenta-talenta muda terbaik dari berbagai tim papan atas. Maka, kemenangan Arkana di Mandalika bukan sekadar podium biasa, melainkan penanda bahwa dirinya siap bersaing di jalur juara.
Superpole Race memang tidak menentukan poin besar seperti Race 1 dan Race 2, namun menjadi ajang penting untuk menentukan starting grid dan menambah momentum. Arkana berhasil memaksimalkannya untuk menegaskan posisinya sebagai salah satu unggulan musim ini.
Fokus ke Race 2, Akankah Arkana Kembali Tampil Gemilang?
Dengan kemenangan ini, Arkana Ocktane kini semakin diperhitungkan dalam perburuan gelar juara umum NS150 Junior MRS 2025. Tantangan selanjutnya adalah mempertahankan konsistensi di Race 2 dan seri-seri berikutnya.
Publik dan penggemar balap nasional tentu akan menanti apakah Arkana mampu menjaga performanya dan mengikuti jejak sang ayah sebagai bintang besar di lintasan.
Dhimas Raditya