
APAAJA.NET – Keperkasaan Robby Sakera di kelas 2Tak 130cc TU dalam ajang LFN HP969 Series 2025 Seri 1 Gelora Bung Tomo (GBT) ternyata tak lepas dari tangan dingin Om Bendol, mekanik kawakan dari ABRT20. Motor racikan tim LFN HP969 Racing Team ini tak hanya galak di lintasan, tapi juga menyimpan konfigurasi teknis yang cermat dan presisi.
Settingan Motor Robby Sakera: Buas Tapi Tahan Banting
Rasio Kompresi Disetel 7,5:1 demi Konsistensi 20 Lap
Motor bebek 2-tak 130cc milik Robby Sakera dirancang untuk menyeimbangkan antara performa tinggi dan daya tahan mesin, terutama karena harus melahap 20 lap sesuai regulasi. Om Bendol menyebut bahwa rasio kompresi dijaga di angka 7,5:1, angka yang dinilai optimal agar mesin tetap ‘hidup’ di akhir lomba.
“Main aman, tapi tetap ngotot di RPM atas. Karakter GBT emang minta motor yang kuat top-end-nya,” jelas Om Bendol kepada redaksi Otoinfo.
Detail Porting dan Knalpot: Rahasia Galaknya Tenaga di Putaran Atas
Ukuran Presisi untuk Porting dan Exhaust
- Exhaust port: tinggi 24,5 mm, lebar 40 mm
- Transfer port: 41 mm
- Knalpot ABRT20 Kobra:
- Leher: 38 mm
- Perut: 38,5 mm
- Silencer: 24 mm
Dengan spek tersebut, alur gas buang dan aliran campuran bahan bakar dioptimalkan agar power motor tetap maksimal di putaran menengah hingga atas.
Karakter Motor Sesuai Layout Sirkuit GBT
Sirkuit Gelora Bung Tomo dikenal punya banyak lintasan lurus dan tikungan cepat. Oleh karena itu, motor perlu memiliki torsi stabil di bawah, namun tetap eksplosif saat top speed. Racikan khas ABRT20 ini menjawab semua kebutuhan itu.
Kemenangan Robby Sakera Bukan Sekadar Skill
Kombinasi Pembalap Hebat dan Mekanik Cerdas
Keberhasilan Robby Sakera meraih podium bukan semata karena teknik balapnya yang agresif. Namun, kolaborasi dengan ABRT20—terutama tangan dingin Bendol—membuat motor yang ditungganginya jadi senjata mematikan di lintasan.
“Motor stabil, bertenaga, dan tetap responsif di tikungan. Enak banget buat fight,” puji Robby usai balapan.