
Setelah 3 gelombang seleksi ratusan santri yang lulus tes dinyatakan diterima jenjang MTs & MA Al-Musyaffa’ Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan (PPFF) Pesantren Bilingual Berbasis Karakter Salaf Semarang, mulai wajib masuk PPFF 15/6/2025 guna melakukan DIRASAH KHOSHOH selama 45 hari meliputi materi Nulis Pegon, Diklat Jurumiah untuk MTs, dan Alfiah ibn Malik untuk jenjang MA. Sebelum Dirosah khashah terlebih dahulu diadakan Orientasi Santri Baru, dan Training Penguatan Karangkter Santri bagi semua santri baru jenjang MTs dan MA.
Orientasi santri baru dilaksanakan pada Senin (16/6), di Masjid Raudhatul Jannah. Bertepatan dengan kedatangan Layanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Jateng yang memberikan edukasi kesehatan dan skrinning anemia untuk santri putri kelas 1 & 2 MTs.
Selasa (17/6), dilanjutkan dengan pengenalan lingkungan dan budaya pesantren, serta pengenalan kegiatan dan peraturan pesantren di Masjid Raudhatul Jannah PPFF.
Puncak dari orientasi santri baru yakni, acara Penguatan Karakter Santri bersama DR. KH. Fadlolan Musyaffa’, Lc., MA., H. Rakhmad Joko dan dipandu oleh Motivator Nasional, Coach Yus Ibnu Yasin, M.Psi., beserta pengurus PPFF.

Dalam sambutan, Kiai Fadlolan menyampaikan bahwa acara Penguatan Karakter Santri, agar semua santri menata niat sebelum memulai belajar dan nyantri di PPFF. Sipaya tidak salah niat datang dari rumah untuk mondok di PPFF.
Namun, kemungkinan ada yang datang merasa dibuang oleh orang tua, sebab nakal dan main hp terus di rumah, atau karena orang tuanya tidak sanggup mendidik sendiri dirumah, atau karena dipaksa orang tua agar mondok dan mau belajar agama di pesantren.
Kiai Fadlolan menegaskan, bahwa sebenarnya niat orang tua membawa anaknya ke pesantren, merupakan bentuk kasih sayang orang tua kepada anak yang luar biasa, agar anaknya menjadi santri yang kelak menjadi ulama yang memahami ajaran agama Islam dengan baik dan menjadi pemimpin bangsa ini. Hari ini dijauhkan dari pengaruh buruk pergaulan bebas dan pengaruh buruk internet yang semakin tidak terkendali.
“Niatmu mondok disini kalau karena alasan-alasan yang buruk diatas, maka segera diralat diberbaiki. Bahkan niat karena ingin pintar pun ini salah. Kalian niatkan mondok disini untuk thalabul ilmi, dan mencari ridha Allah, karena mencari ilmu itu hukumnya wajib seperti sholat.” Pesan Kiai Fadlolan.
Lebih lanjut, Kiai Fadlolan menjelaskan bahwa mencari ilmu di pesantren bersama kiai, itu lebih baik dan lebih besar pahalanya daripada sholat sunnah malam, atau ibadah puasa sepanjang tahun.
Sehingga santri harus menata niat untuk thalabul ilmi di pesantren dan menjalaninya sebagai kewajiban sebagaimana kewajiban menjalankan ibadah fardlu lainnya.
Kiai Fadlolan menegaskan kepada santri baru agar tidak bercita-cita menjadi orang pintar, tapi menjadi orang alim. Karena orang alim itu pasti orang pintar yang memiliki akhlak (etika kepada Allah) dan adab (etika kepada sesama manusia), tidak hanya kecerdasan ilmu saja. Sedangkan orang pintar hanya memilki kecerdasan ilmu tanpa disertai akhlak dan adab. Pesan ini selalu beliau tekankan kepada santri-santri beliau sejak dahulu, agar menjadi orang yang alim bukan pintar.
Terakhir, pesan Kiai Fadlolan kepada santri baru untuk bisa menikmati hidup dan belajar di pesantren ada 4 syarat: Yang pertama harus kerasan, Kedua harus semangat belajar, Ketiga Sabar menghadapi keadaan, Keempat Sehat badannya.
Santri harus diupayakan krasan, bila perlu dipaksa, dipaksa meninggalkan kenyamanan yang ada di rumah.
Santri harus semangat belajar, mengimbangi semangatnya kyai mengajar dan semagatnya orang tua dalam mencari nafkah biaya anaknya belajar di pesantren.
Santri harus sabar menghadapi ujian hidup baru di dunia pesantren yang semuanya serba ramai-ramai dan gotong royong guyup bersosial secara terbuka. Dari sinilah santri itu begitu masuk pesantren ia langsung masuk ujian hidup dalam alam terbuka bersama kelompok masyarakat, jauh dari orang tua, meninggalkan kenyamanan dirumah.
Bila ia mampu maka ia akan lulus ujian hidup dan akan mampu ujian hidup di alam sosial terbuka yang lebih luas di masyarakat kelak ia kembali ke kampung halamannya.
Berbeda dengan sekolah, seorang siswa akan diajari ilmu cara menjawab soal ujian agar bisa lulus dan dapat ijazah, selanjutnya setelah lulus ia bingung tdk bisa hidup di masyarakat terbuka luas.

Kemudian acara dilanjutkan oleh Coach Yus Yasin bersama HR Joko, dalam menguatkan karakter santri. Acara Penguatan Karakter Santri ini dibagi menjadi 2 sesi, yakni sesi pertama, Selasa (17/6) untuk santri putri dan Rabu (18/6) untuk santri putra.
Dalam penguatan karakter santri, Coach Yus Yasin, mengajak santri untuk membentuk dan mengenali akhlak dan adab yang benar. Serta membangun mimpi dan cita-cita yang mulia.
Semoga dengan kegiatan orientasi santri baru Madrasah Al-Musyaffa’, para santri dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan mendapat keberkahan. Serta apa yang telah disampaikan kepada santri bisa diamalkan di kehidupan sehari-hari, dan santri bisa kerasan, semangat serta sabar belajar di pesantren. Allahumma Amin.