
APAAJA.NET – Wisata Unik di Kendal: Birdwatching Burung Langka & Edukopi ala Pokdarwis Gunungsari, Pengalaman yang Bikin Ketagihan! Kabupaten Kendal kini punya destinasi wisata baru yang memadukan keindahan alam dengan edukasi lingkungan. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gunungsari, Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, meluncurkan dua paket wisata unggulan: Birdwatching dan Edukopia.
Keduanya menawarkan pengalaman unik—mulai dari mengamati burung langka di habitat aslinya hingga belajar langsung proses pengolahan kopi khas pegunungan Kendal.
Spot Burung Langka yang Memukau
Program Birdwatching mengajak wisatawan berjalan menyusuri jalur alami hutan pegunungan. Di sini, pengunjung bisa melihat berbagai jenis burung langka seperti Julang Emas, Elang, Sepah, Kuniran, Cica Koreng Jawa, hingga Ciung Batu.
Semua kegiatan dipandu oleh guide berpengalaman yang juga memberikan edukasi tentang ekosistem hutan, fungsi burung dalam keseimbangan alam, dan upaya konservasi yang dijalankan masyarakat desa.
Baca Juga: Bupati Pati U-Turn! Batalkan Kenaikan PBB 250% dan Kembalikan Jam Sekolah Jadi Enam Hari
Kisah Inspiratif Kang Polo: Dari Pemburu Jadi Pelestari
Salah satu daya tarik Birdwatching adalah kehadiran Kang Polo. Dulu ia pemburu burung, kini berubah haluan menjadi pelestari alam.
“Dulu saya menembak burung dengan senjata, sekarang dengan kamera. Rasanya lebih hidup karena kita bisa merawat alam,” ujarnya.
Harga paket Birdwatching dibanderol Rp350.000 – Rp700.000 untuk dua hingga empat orang.
Belajar Kopi dengan Standar GAP & GHP
Paket Edukopi mengajak wisatawan mengikuti proses kopi mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan, panen, hingga pengolahan pascapanen. Semua dilakukan sesuai standar Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP).
Wisata ini tak hanya edukatif, tapi juga menjadi ajang promosi kopi khas Gunungsari ke pasar yang lebih luas. Paket ini dibanderol mulai Rp450.000 untuk minimal empat orang.
Kolaborasi PLN Indonesia Power & UNNES
Pokdarwis Gunungsari merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) oleh PT PLN Indonesia Power UBP Semarang bekerja sama dengan Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Selain mengembangkan wisata, program ini juga mendukung konservasi hutan, pengolahan kopi, hingga pengoperasian Café Pucuke Kendal sebagai pusat wisata kuliner.
Baca Juga: Ultimatum Panas Warga Pati untuk Presiden Prabowo: “Pilih Rakyat atau Sudewo!”
PLTMH dan Pengelolaan Sampah
Dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), seluruh aktivitas wisata kini menggunakan energi ramah lingkungan.
Selain itu, pemasangan Trash Screen di aliran DAS Kali Blorong mencegah sampah mengalir ke hilir, selaras dengan visi desa berbasis konservasi.
Wisata Birdwatching dan Edukopi di Gunungsari bukan sekadar liburan, tapi juga ajakan menjaga kelestarian alam. Konsep ini membuktikan bahwa pariwisata bisa memberikan manfaat ekonomi sekaligus mendorong perilaku ramah lingkungan.***