
APAAJA.NET – Cendekiawan muslim sekaligus akademisi, Prof Yudi Latif MA, Ph.D, kembali menyampaikan refleksi kebangsaan yang menggugah. Dalam tulisannya berjudul “Bahtera Limbung” di akun Instagram pribadinya, ia menggambarkan kondisi Indonesia saat ini bak kapal besar yang oleng di tengah badai.
Menurut Yudi, bangsa ini bagaikan bahtera dengan nakhoda dan awak kapal yang tak sigap mengendalikan arah. Para pemimpin, katanya, justru sibuk “menghitung bintang-bintang angka” melalui statistik pertumbuhan dan indeks ekonomi, padahal realitas di geladak bawah menunjukkan rakyat yang hidup penuh kesulitan.
Elit Politik Asyik dengan Retorika, Rakyat Menanggung Beban
Analogi Kapal Oleng yang Penuh Makna
Dalam tulisannya, Yudi menekankan bahwa kepemimpinan bangsa saat ini ibarat nahkoda mabuk, sementara penumpang kapal—yaitu rakyat—resah melihat dek yang lapuk, tong air kosong, mesin pencemar laut, hingga kabin yang bocor.
Ia mengibaratkan pidato-pidato elit tentang pertumbuhan, efisiensi, dan kemajuan sebagai musik orkestra di ruang kapten kapal, namun sejatinya hanya gema kosong yang tak menyentuh realita keras di bawah.
Rakyat Tak Punya Akses ke Kemudi
Keresahan terbesar, menurut Yudi, adalah rakyat tak memiliki akses terhadap kemudi untuk menyelamatkan kapal bangsa. Mereka hanya bisa menyaksikan tanda-tanda kerusakan tanpa kuasa mengubah arah bahtera yang semakin limbung.
Dua Jalan Keluar: Badai Sejarah atau Tangan Penyelamat
Baca Juga: Hasil Tes DNA Resmi Ungkap Fakta Mengejutkan: Anak CS Bukan Anak Ridwan Kamil
Meski situasi terlihat suram, Yudi tetap membuka ruang harapan. Ia menyebut ada dua kemungkinan yang bisa menyelamatkan kapal besar bernama Indonesia:
- Badai sejarah yang memaksa terjadinya perubahan besar.
- Tangan-tangan tersembunyi yang peduli, yang menolak melihat kapal bangsa karam, lalu menariknya kembali ke jalur yang benar.
Dalam doa penutup tulisannya, Yudi berujar:
“Ya Tuhan, selamatkan kami. Lautan negeri ini luas, ombaknya ganas menerjang. Bahtera kami oleng…”
Ajakan untuk Munajat dan Ikhtiar Bersama
Yudi menegaskan bahwa bangsa Indonesia sudah berulang kali melewati badai sejarah. Karena itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bermunajat, berikhtiar, dan bertawakal, agar Indonesia mampu menemukan kembali arah di tengah gelombang tantangan zaman.***