
APAAJA.NET – BANJARNEGARA – Kudapan Ondol tersedia baik di meja narasumber maupun meja peserta Bimtek Kepenulisan di Ruang Niscala Perpustakaan Banjarnegara pada Kamis, 26 Juni 2025. Ondol adalah makanan khas Wanayasa Banjarnegara berbentuk bulat kelereng besar berasal dari Singkong berbumbu. Rasanya gurih garing di luar dan lembut di dalam.
Bukan tanpa alasan Ondol berada pada acara Bimtek terakhir dari tiga rangkaian acara. Bimtek sebelumnya berlangsung pada 6 Mei dan 12 Juni 2025. Ondol jadi tema salah satu tulisan peserta. Indra Hari Purnama salah seorang narasumber Bimtek menantang peserta yang menulis tentang makanan untuk membawa bendanya pada sesi kelas sebelumnya.
Melalui Ondol, menunjukkan bahwa penulis bisa mulai menulis segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Arief Rahman, Kepala Disarpus Banjarnegara, pada sambutannya menyebut bahwa Ondol sudah dijadikan Festival Bentang Ondol yang jadi festival budaya Banjarnegara.

Bimtek (Bimbingan Teknis) kepenulisan menggodok para penulis pemula dari latar belakang pelajar, pustakawan, dan masyarakat umum. Tulisan-tulisan yang dibuat pada acara ini akan disatukan menjadi sebuah buku oleh Perpustakaan Banjarnegara dan Perpusnas. Sebanyak 50 tulisan sudah terkumpul untuk masuk proses pengeditan sebelum diterbitkan.
Meskipun masih ada kekurangan dan kelemahan tulisan seperti dikritik oleh narasumber, namun keberanian membuat tulisan patut mendapatkan apresiasi. Salah satu karya yang dikritisi adalah tulisan tentang Dieng berjudul ‘Dieng di Atas Awan, Surga di Ketinggian’. Pada tulisan awal sangat datar dan kurang fokus, namun setelah diperbaiki menjadi tulisan dengan tata kata yang menarik. Narasumber Heni Purwono, memberikan buku bagi penulis yang dikritisi tersebut sebagai apresiasi.

Bimtek kepenulisan yang berfokus tentang konten budaya lokal ini ingin menggugah banyak jiwa dengan hasrat kepenulisan. Banjarnegara dengan banyak konten masyarakat harus ditulis supaya menjadi promosi kebudayaan Banjarnegara. Bahkan Heni Purwono memantik bahwa tulisan peserta bisa menjadi permulaan tim Cagar Budaya untuk menjadikan situs, kisah atau budaya untuk dipatenkan.
“Jangan marah kalau Reog Ponorogo sampai dipatenkan sebagai budaya Malaysia karena kita tidak terlebih dahulu mendaftarkannya,” ujar Heni yang juga Tim TACB di Disparbud Banjarnegara.
Bimtek diharapkan menelurkan penulis berprestasi dari Banjarnegara di masa depan. Salah satu peserta yang memang sangat memiliki hasrat menulis adalah Bernadette yang sudah diterima siap kuliah di Fakultas Bahasa dan Sastra UGM. Bernadette yang berasal dari Purwonegoro juga menjuarai lomba Resensi Buku 2025 di Disarpus Banjarnegara.
Hari Indra Purnama yang juga memiliki penerbitan menyatakan siap membantu para penulis yang ingin menerbitkan bukunya. Sementara Muji narasumber Dinkominfo Banjarnegara menyiapkan satu wadah media untuk menyalurkan tulisan di situs Kominfo.
Bimtek ini diakhiri dengan semangat semakin banyak penulis maka literasi Banjarnegara akan meningkat. Seorang penulis membutuhkan banyak bacaan referensi untuk menulis. Para narasumber mendorong para peserta semakin banyak menulis. Mari gigit Ondolnya! ***