Mengapa Harga Cabai Mudah Naik Turun?

Apaaja.net – Cabai merupakan salah satu komditas yang selalu dibutuhkan, penjual bakso, mi ayam, warung nasi padang hingga hotel berbintang, sudah pasti membutuhkan cabai, apalagi bagi pemilik resto yang menjadikan makanan pedas sebagai core bussines seperti ayam geprek, cabai adalah hal yang hukumnya wajib tersedia di lemari pendingin.

Meski demikian, ada masalah yang membuat pelaku bisnis cabai merasa was-was, bahkan membuat sopir pengangkut cabai melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh saat berada di jalan bebas hambatan, demi menjual cabai dengan harga terbaik.

FYI Harga cabai sangat mudah naik turun, bahkan bisa berubah dalam hitungan hari. Fenomena ini bukan sekadar soal pasar, tapi melibatkan banyak faktor yang saling berkaitan. Berikut penjelasan singkatnya:

Mengapa Harga Cabai Mudah Naik Turun?

  1. Cuaca dan Musim adalah hal yang sangat sensitive

Cabai sangat sensitif terhadap curah hujan dan suhu ekstrem. Di mana Musim hujan bisa menyebabkan gagal panen karena tanaman membusuk atau terserang penyakit seperti layu Fusarium dan antraknosa.

Sebaliknya, musim kemarau yang stabil cenderung menghasilkan panen lebih baik dan harga lebih rendah.

  1. Gangguan Distribusi

Saat hujan deras atau banjir, akses menuju pasar terganggu, sehingga pasokan menurun dan menyebabkan harga  melonjak. Contohnya, harga cabai rawit di Mataram sempat tembus Rp180.000/kg saat awal ramadan karena pasokan tersendat.

  1. Permintaan Musiman

Permintaan cabai meningkat saat momen tertentu, seperti bulan Ramadan, Lebaran, atau perayaan nasional seperti tujuhbelasan karena banyak yang menggelar lomba tumpeng.

Logika sederhananya, kenaikan permintaan tanpa diimbangi pasokan memicu lonjakan harga.

Baca Juga: Petani Cabai Kebumen Berharap Harga Naik Demi Tutupi Biaya Produksi Jelang Idul Adha 2025

  1. Karakteristik Tanaman Cabai

Perlu diketahui bahwa cabai membutuhkan waktu 80–90 hari untuk panen, lebih lama dari sayuran lain, semakin lama waktu panen, tentu semakin membutuhkan perawatan lebih ekstra.

Sedangkan dalam satu siklus, hanya bisa dipanen 3–4 kali. Jika gagal panen, butuh waktu lama untuk pulih agar lahan bisa kembali ditanami.

  1. Spekulasi dan Penahanan Stok

Saat harga rendah, sebagian distributor menahan stok cabai agar bisa dijual saat harga cabai naik. Hal ini tentu saja memperparah fluktuasi karena pasokan ke pasar jadi tidak stabil.

 

Gimana, tertarik memulai bisnis cabai?

 

Dhimas Raditya

Menyukai hal yang berhubungan dengan tulis menulis.

Related Posts

Efektif 1 Agustus! Pajak Kripto Naik Jadi 0,21%, Trader Harus Siap dengan Dampaknya
  • August 2, 2025

APAAJA.NET – Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 50 Tahun 2025 resmi menaikkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) final atas transaksi aset kripto menjadi 0,21%, efektif per 1 Agustus…

Read More

Continue reading
Waspada! Ini 5 Bahaya Fatal Menyimpan Air Galon di Tempat Panas, Banyak yang Belum Tahu!
  • July 29, 2025

APAAJA.NET – Bahaya Fatal Menyimpan Air Galon di Tempat Panas! Air galon telah menjadi pilihan praktis untuk memenuhi kebutuhan air minum harian banyak keluarga di Indonesia. Namun, di balik kemudahan…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *