
APAAJA.NET – BANJARNEGARA – Matahari belum terbit sementara bulan purnama bersegera terbenam di sisi barat Dieng, kecamatan Batur, Banjarnegara. Wisatawan baik dengan mobil pribadi, jeep, bahkan motor satu per satu memarkir kendaraan di dekat Lapangan Sepak bola. Lokasinya hanya 150 meter dari Nol Kilometer Terminal Aswatama.
Mereka mengejar butiran es yang sering ada apabila suhu cukup dingin. Sabtu jam 05.52 WIB 12 Juli 2025 data sensor suhu stasiun cuaca YD2CLX milik UPTD Dieng di dekat Candi Arjuna menunjukkan suhu 0°C. Analisa otomatis yang diberikan juga menyatakan potensi pembentukan embun es.
Salah seorang wisatawan yang datang adalah Lina dari Banjarnegara yang datang bersama keluarganya. Melihat embun es yang terbentuk menjadi pengalaman pertama baginya.
“Ini pertama kali saya menyentuh embun yang membeku,” ujar Lina yang rela berangkat sebelum subuh.
Keberadaan embun es di Dieng bisa diamati sebelum fajar menyingsing saat udara cukup dingin. Pagi itu bersama wisatawan lain Lina mengeruk lapisan tipis es di bawah Kalangan Dara yaitu arena yang biasa dijadikan untuk mengadu kemampuan merpati.
Lapisan es tipis yang terbentuk seperti lapisan putih tipis di terpal hitam yang menjadi alas lantai Kalangan Dara dekat lapangan. Seorang juru wisata yang mengantar wisatawan menyebut hari itu tidak cukup dingin sehingga hanya lapisan tipis saja yang terbentuk.
Kendati demikian wisatawan pemburu embun beku cukup puas sudah melihat secara langsung butiran es yang segera mencair karena tersentuh tangan yang lebih hangat. Mereka sudah merasakan sendiri dinginnya udara Dieng yang membekukan embun di pagi hari.
Tips wisatawan yang ingin menikmati embun es
Fenomena embun es lebih sering terjadi pada bulan Juli sampai September setiap tahunnya dibandingkan pada bulan lain. Faktor kurangnya tutupan awan menjadi salah faktor penentu. Ketiadaan awan membantu menguapkan udara panas dan menyebabkan udara lebih dingin.

Penurunan suhu sehingga mendekati nol derajat bahkan minus juga harus diperhatikan untuk mendapatkan embun beku pada pagi hari. Semakin rendah suhu udara pada pagi hari semakin banyak lapisan embun beku bahkan air di pipa juga bisa ikut beku.
Selain faktor keberuntungan, wisatawan bisa menginap di dekat area Candi sehingga memudahkan untuk berburu embun beku tepat pada waktunya, jelang fajar. Waktu ini langit sudah mulai terang namun Matahari masih belum keluar.
Jangan lupa kenakan pakaian tebal yang bisa menghalau udara dingin. Sebaiknya kenakan pula topi wol, syal, dan sepatu. ***