
APAAJA.NET – Cara membangun kebiasaan makan sehat anak? membentuk kebiasaan makan sehat pada anak bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para ibu muda. Banyak yang mengira kunci utamanya adalah pada jenis makanan yang disajikan, padahal lebih dari itu, pola pengasuhan positif memainkan peran besar dalam membentuk hubungan sehat antara anak dan makanan.
Baca Juga: Langsung Cair! 5 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Terbaru 2025 Gratis, Aman dan Terbukti Membayar
Dilansir dari Banjarnegaraku.com, kebiasaan makan anak tidak terbentuk dalam semalam. Ia tumbuh dari proses, pengulangan, dan suasana yang dibangun orang tua setiap hari. Dalam hal ini, peran ibu sebagai figur utama dalam pengasuhan sangat menentukan arah pola makan anak.
Anak Meniru, Bukan Mendengar
Anak-anak lebih banyak belajar dengan meniru daripada mendengar. Jika orang tua rutin makan sayur, menikmati buah, dan tidak mengeluh soal makanan, maka anak pun lebih mudah mengikuti. Sebaliknya, jika orang tua menunjukkan ketidaksukaan pada makanan sehat, anak cenderung ikut menolak tanpa mencoba.
Suasana makan yang menyenangkan, tanpa tekanan, sangat penting. Alih-alih memaksa anak menghabiskan makanan, ajak mereka untuk mengenali sinyal lapar dan kenyang yang mereka rasakan.
Makan Bersama dan Konsistensi Waktu
Membentuk rutinitas makan yang konsisten membantu anak merasa aman dan tahu kapan waktu makan tiba. Makan bersama keluarga tanpa distraksi gawai juga dapat meningkatkan interaksi emosional yang positif dan memperkuat nilai kebersamaan di rumah.
Libatkan Anak dalam Proses
Anak akan lebih tertarik pada makanan jika mereka dilibatkan dalam proses memilih dan menyiapkannya. Misalnya, ajak anak memilih sayuran saat berbelanja atau membantu menata piring. Hal ini memberi rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin tahu terhadap makanan sehat.
Hindari Paksaan dan Hadiah Makanan
Memaksa anak menghabiskan makanan atau menggunakan makanan sebagai hukuman atau hadiah bisa menciptakan hubungan emosional yang negatif. Anak bisa tumbuh dengan mengasosiasikan makanan sebagai pelarian stres atau sumber kenyamanan emosional, yang berisiko pada gangguan makan saat dewasa.
Sebagai gantinya, gunakan pujian untuk perilaku baik, seperti mencoba makanan baru, duduk dengan tenang saat makan, atau ikut membantu di meja makan.
Pola Asuh Responsif dan Empatik
Dengan pola pengasuhan yang responsif, ibu muda bisa menyesuaikan cara pendekatan sesuai dengan kebutuhan emosional dan fisik anak. Respon yang penuh empati—seperti mendengarkan alasan anak menolak makanan atau memberikan pilihan alternatif sehat—akan jauh lebih efektif membangun kepercayaan anak terhadap orang tua dan proses makan itu sendiri.
Kebiasaan makan sehat anak tidak dibentuk lewat paksaan, tetapi lewat contoh, konsistensi, dan interaksi positif di meja makan. Pola pengasuhan yang suportif dan empatik adalah kunci utama. Dengan pendekatan ini, anak tak hanya makan lebih sehat, tapi juga tumbuh menjadi pribadi yang memiliki hubungan baik dengan makanan hingga dewasa nanti.
Mulailah dari hal kecil hari ini—dan lihat perubahan besar dalam kebiasaan makan anak Anda. Cara membangun kebiasaan makan sehat anak ini sangat membantu bukan?***