Ekshibisionisme: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

APAAJA.NET – Penyebab Ekshibisionisme Baru-baru ini, masyarakat Bandarlampung digemparkan oleh insiden tidak senonoh yang terjadi di sebuah minimarket. Seorang pria berinisial G, yang diketahui masih berstatus mahasiswa, tertangkap basah memamerkan alat kelaminnya kepada seorang pegawai. Ternyata, ini bukan kali pertama pelaku melakukan aksinya di lokasi yang sama.

Perilaku menyimpang ini dikenal sebagai ekshibisionisme, yaitu gangguan psikologis yang termasuk dalam kategori parafilia, yakni ketertarikan seksual terhadap objek atau tindakan yang tidak umum secara sosial.

Baca Juga: Megawati Hangestri: Bintang Voli Indonesia di Korea

Apa Itu Gangguan Ekshibisionisme?

Ekshibisionisme adalah kondisi di mana seseorang merasa terdorong untuk menunjukkan alat kelamin mereka kepada orang yang tidak menduganya, sering kali di ruang publik, sebagai bentuk pemenuhan hasrat seksual. Hal ini dilakukan tanpa persetujuan dari orang yang menjadi target, sehingga sering menimbulkan rasa takut, jijik, atau ketidaknyamanan.

Kriteria Diagnosis Ekshibisionisme

Menurut kriteria medis, seseorang bisa didiagnosis mengidap gangguan ekshibisionistik jika:

  • Dorongan atau perilaku tersebut terjadi selama minimal 6 bulan, dan

  • Mengakibatkan gangguan signifikan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau aspek penting lain dalam kehidupan pelaku.

Dengan kata lain, gangguan ini tidak hanya dilihat dari perilaku menyimpangnya, tetapi juga dari dampaknya terhadap kehidupan pribadi maupun orang lain.

Penyebab Ekshibisionisme

Hingga kini, penyebab pasti dari gangguan ini belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor yang diyakini berperan antara lain:

  • Trauma masa kecil, seperti kekerasan atau pelecehan

  • Gangguan kepribadian, terutama antisosial

  • Kurangnya rasa percaya diri

  • Penyalahgunaan alkohol atau zat adiktif

Setiap individu bisa memiliki latar belakang berbeda yang memicu munculnya dorongan ekshibisionistik.

Kasus Nyata: Minimarket Bandarlampung

Kasus G di minimarket Bandarlampung adalah contoh nyata dari gangguan ini. Meskipun pelaku mengaku tidak sadar atas tindakannya, pihak kepolisian tetap melakukan pemeriksaan psikologis untuk menggali kemungkinan adanya gangguan mental seperti ekshibisionisme. Tindakan ini penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, sekaligus memberikan penanganan yang tepat kepada pelaku.

Bahaya dan Dampak Sosial

Perilaku ekshibisionistik tidak hanya merugikan korban secara psikologis, tapi juga dapat menciptakan rasa tidak aman di ruang publik. Terlebih jika pelaku adalah orang yang terlihat biasa saja atau bahkan terpelajar, seperti dalam kasus mahasiswa tersebut.

Penanganan dan Pengobatan Ekshibisionisme

Gangguan ini bisa diatasi melalui beberapa pendekatan:

  1. Terapi Psikologis
    Konseling dan terapi kognitif-perilaku (CBT) terbukti efektif untuk membantu pelaku memahami dan mengontrol dorongan seksualnya.

  2. Terapi Obat-obatan
    Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk menekan gairah seksual, terutama jika pasien juga memiliki gangguan mental lainnya.

  3. Rehabilitasi dan Dukungan Sosial
    Dukungan dari keluarga dan lingkungan juga penting dalam proses pemulihan.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Menemui Kasus Serupa?

Jika kamu atau orang di sekitarmu menjadi korban atau menyaksikan perilaku ekshibisionisme:

  • Segera laporkan ke pihak berwenang

  • Catat dan dokumentasikan kejadian jika memungkinkan

  • Jangan hadapi pelaku sendirian

  • Dukung korban agar tidak merasa bersalah atau trauma

Ekshibisionisme bukan sekadar tindakan iseng atau nakal, melainkan gangguan psikologis serius yang memerlukan penanganan profesional. Menyadari gejala dan penyebabnya adalah langkah awal untuk mencegah serta mengurangi risiko korban baru. Edukasi masyarakat mengenai gangguan parafilia ini sangat penting, terutama agar kita bisa lebih waspada dan tahu cara bertindak jika menghadapinya.***

Related Posts

Tata cara Donor Darah
  • April 18, 2025

APAAJA.NET – Di balik meja pemeriksaan, dr. Daniel masih menyempatkan diri untuk memberikan penjelasan terkait tata cara donor darah dan proses pengambilan darah dari awal hingga akhir. Donor darah adalah…

Read More

Continue reading
Tanpa Obat, Ini Dia Tips Agar Tekanan Darah Tidak Mudah Naik
  • April 18, 2025

APAAJA.NET – Tips Agar Tekanan Darah Tidak Mudah Naik, Tekanan darah naik atau hipertensi, adalah kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri secara konsisten berada di atas batas normal, yaitu…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *