
APAAJA.NET – Antibiotik adalah senjata penting untuk melawan infeksi bakteri, namun penggunaan yang terlalu sering—terutama pada anak kecil bisa berdampak serius terhadap kesehatan mereka di masa depan. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di Journal of Infectious Diseases mengungkap fakta mencengangkan: paparan antibiotik berulang pada anak di bawah usia 2 tahun dapat mengganggu keseimbangan mikroba usus.
Baca Juga: Rahasia Diet Enak: 3 Makan Rendah Kalori Bikin Kamu Betah!
Penggunaan Antibiotik Berulang pada Anak
Hal ini berdampak langsung pada munculnya berbagai masalah kesehatan, seperti:
-
Alergi makanan
-
Asma
-
Demam serbuk sari (hay fever)
Ketiganya merupakan kondisi alergi yang bisa terbentuk akibat terganggunya mikrobioma usus yang belum matang pada masa kanak-kanak.
Studi: Potensi Risiko Kesehatan Jangka Panjang Akibat Antibiotik
Daniel Horton, profesor madya pediatri dan epidemiologi dari Rutgers University, menyebut bahwa meskipun antibiotik tetap penting, penggunaannya pada anak harus sangat selektif.
“Penggunaan antibiotik yang berulang pada anak usia dini memiliki potensi memengaruhi hasil kesehatan jangka panjang,” ujar Horton.
Studi ini juga mengaitkan konsumsi antibiotik berulang dengan:
-
Risiko cacat intelektual (meskipun dibutuhkan riset lebih lanjut)
-
Namun tidak berkaitan langsung dengan penyakit autoimun seperti celiac, radang usus, atau juvenile idiopathic arthritis
-
Tidak ditemukan hubungan kuat dengan gangguan neurodevelopment seperti ADHD atau autisme (ASD)
Jenis dan Frekuensi Antibiotik Memengaruhi Risiko
Para peneliti menekankan bahwa jenis antibiotik dan frekuensi penggunaannya turut menentukan besar kecilnya risiko. Semakin sering antibiotik dikonsumsi, semakin besar potensi terganggunya kesehatan anak.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk:
-
Tidak memaksa dokter memberikan antibiotik untuk setiap infeksi ringan
-
Selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis anak sebelum memulai pengobatan
-
Mengetahui kapan antibiotik memang diperlukan dan kapan bisa digantikan dengan perawatan suportif
Meskipun antibiotik telah menyelamatkan jutaan nyawa, penggunaannya tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan medis yang tepat, apalagi untuk anak kecil. Jika tidak, risiko jangka panjang seperti alergi hingga gangguan intelektual bisa mengintai. Konsultasikan selalu dengan dokter anak dan hindari penggunaan antibiotik tanpa resep.***