APAAJA.NET – Cahaya di Malam Hari Tingkatkan Risiko Alzheimer, Kehidupan di kota besar memang tak pernah lepas dari lampu jalan, reklame menyala, dan cahaya dari jendela gedung tinggi. Namun, polusi cahaya buatan pada malam hari kini dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer, termasuk pada individu di bawah usia 65 tahun. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Neuroscience menunjukkan korelasi kuat antara intensitas cahaya malam hari dan prevalensi Alzheimer.
Baca Juga: Waspada Gondongan: Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahan
Apa Itu Penyakit Alzheimer?
Mengutip dari Halodoc, Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak yang menyebabkan penurunan fungsi memori, berpikir, bahasa, dan perilaku secara bertahap. Penyakit ini lebih sering menyerang lansia di atas 60 tahun, namun bisa juga terjadi pada usia lebih muda.
Gejala awalnya berupa:
-
Mudah lupa nama orang atau benda
-
Sulit mengingat percakapan atau kejadian baru
-
Perubahan perilaku dan kebingungan
-
Ketidakmampuan menjalani aktivitas harian
Jika tidak ditangani, Alzheimer dapat mengakibatkan hilangnya kemandirian secara total.
Cahaya Malam Hari dan Alzheimer: Apa Hubungannya?
Penelitian yang dilakukan oleh Robin M. Voigt dan tim di Rush University Medical Center menganalisis data dari tahun 2012 hingga 2018. Mereka memadukan informasi prevalensi Alzheimer dari catatan Medicare dengan data intensitas cahaya malam berbasis satelit di berbagai wilayah Amerika Serikat.
Temuan utama mereka adalah:
Daerah dengan paparan cahaya malam tertinggi memiliki prevalensi penyakit Alzheimer yang lebih tinggi secara signifikan, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lain seperti usia, jenis kelamin, ras, diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
Yang mengejutkan, korelasi ini juga ditemukan pada kelompok usia di bawah 65 tahun, yang selama ini jarang dikaitkan dengan Alzheimer.
Ritme Sirkadian yang Terganggu: Kunci Utamanya
Cahaya buatan di malam hari diketahui mengganggu ritme sirkadian tubuh, yaitu jam biologis yang mengatur siklus tidur dan bangun. Ritme ini sangat penting untuk fungsi otak, pemulihan sel, dan konsolidasi memori.
Gangguan ritme sirkadian dapat menyebabkan:
-
Insomnia
-
Gangguan suasana hati (depresi, kecemasan)
-
Penurunan daya pikir
-
Risiko tinggi demensia dan Alzheimer
Karena lebih dari 80% populasi dunia kini hidup di bawah pencahayaan malam buatan, risikonya menjadi ancaman nyata bagi kesehatan otak global.
Apa Bedanya Alzheimer dan Demensia?
Menurut Alzheimer’s Association di Chicago:
-
Demensia adalah istilah umum untuk penurunan fungsi kognitif yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari.
-
Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, mencakup 60-80% dari semua kasus.
Langkah Mudah Mengurangi Risiko Alzheimer dari Paparan Cahaya Malam
Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, para peneliti menyarankan langkah-langkah sederhana berikut untuk meminimalkan dampak polusi cahaya terhadap otak:
1. Gunakan tirai blackout untuk menghalangi cahaya dari luar
2. Matikan lampu saat tidur atau gunakan lampu redup berwarna kuning
3. Hindari menggunakan gadget minimal 1 jam sebelum tidur
4. Gunakan masker mata saat tidur, terutama di daerah dengan paparan cahaya tinggi
5. Terapkan jadwal tidur yang teratur
Menurut peneliti Robin Voigt-Zuwala, “Polusi cahaya adalah faktor lingkungan yang bisa kita ubah. Kesadaran terhadap risiko ini harus mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup.”
Cahaya buatan di malam hari bukan hanya gangguan visual, tetapi juga ancaman nyata bagi kesehatan otak dan risiko Alzheimer. Penelitian terbaru ini memperkuat pentingnya gaya hidup sehat, termasuk menjaga lingkungan tidur yang minim cahaya untuk melindungi fungsi otak dalam jangka panjang.***
apaadminaja