
Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang, dr. Agus Ujianto, M.Si., Med., Sp.B., dan Dekan Fakultas Kedokteran Unissula, Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF, usai MoU tentang pemberdayaan ruang laboratorium pengembangan sel punca atau stem cell. (Ali Arifin)
APAAJA.NET – SEMARANG – Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI-SA) Semarang dan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang siap mengembangkan stem cell atau sel punca.
Kesiapan itu mereka wujudkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Ruang Rapat Dekan FK Unissula pada Kamis, 24 April 2025, dan dihadiri oleh jajaran direksi RSI Sultan Agung Semarang serta pengurus FK Unissula.
Penandatanganan MiU itu sebagai upaya dalam mewujudkan komitmen untuk menghadirkan layanan kesehatan berbasis riset dan teknologi.
MoU tersebut berisi tentang pemberdayaan ruang laboratorium pengembangan sel punca atau stem cell.
Dekan Fakultas Kedokteran Unissula, Dr. dr. Setyo Trisnadi, S.H., Sp.KF, dalam sambutannya menjelaskan bahwa pembangunan Gedung Integrated Biomedical Laboratory (IBL) sejak awal telah dirancang untuk mendukung riset dan pengembangan teknologi kesehatan, salah satunya dalam bidang pengembangan sel punca.
Ia menyampaikan bahwa ruang laboratorium tersebut memang diproyeksikan sebagai pusat riset inovatif, dan kerja sama dengan Auto Haemo Therapy and Cell Unit Research Everlasting (AHT CURE) RSI-SA Semarang menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi tersebut.
Kolaborasi ini, menurutnya, merupakan bentuk pemanfaatan fasilitas yang tepat guna, sejalan dengan cita-cita awal adanya sinergi antara rumah sakit islam sultan agung yang merupakan rumah sakit pendidikan utama dari Fakultas Kedokteran Unissula.
Direktur Utama RSI Sultan Agung Semarang, dr. Agus Ujianto, M.Si., Med., Sp.B., dalam forum penandatanganan kerjasama tersebut menyampaikan bahwa sel punca yang akan dikembangkan dimulai dari sel autolog, sesuai dengan hasil audiensinya dengan BPOM. Sedangkan untuk pengembangan sel punca alogenik rumah sakit telah menyiapkan kerja sama dengan produk-produk yang telah memiliki CPOB.
dr. Agus mengungkapkan bahwa banyak dokter spesialis di RSI-SA Semarang yang telah menunjukkan minatnya terhadap aplikasi klinis stem cell.
Pengembangan ruang laboratorium stem cell ini direncanakan berlangsung secara bertahap. Pada tahap awal, fokus akan diarahkan pada pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan riset dasar guna memperkuat landasan ilmiah pengembangan terapi berbasis sel punca.
Selanjutnya, akan dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan dan riset kolaboratif antara RSI-SA Semarang dan Fakultas Kedokteran Unissula sebagai bagian dari transfer ilmu pengetahuan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Sebagai target jangka panjang, kolaborasi ini diharapkan mampu mewujudkan pendirian laboratorium stem cell yang telah tersertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sehingga dapat mendukung pelayanan yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan standar regulasi nasional.
Dengan langkah-langkah strategis ini, RSI-SA Semarang memperkuat komitmennya dalam menjadi pionir layanan kesehatan inovatif di bidang terapi regeneratif.***