
APAAJA.NET – 7 Kata Hikmah Ibnu Athaillah as-Sakandari merupakan salah satu ulama besar dalam tradisi tasawuf yang hidup pada abad ke-13. Ia dikenal luas melalui karya spiritualnya yang masyhur, Al-Hikam—sebuah kumpulan aforisme dan petuah bijak yang meresap ke dalam hati para pencari kebenaran.
Berikut ini tujuh kata hikmah dari Al-Hikam karya Ibnu Athaillah yang bisa menjadi cermin diri dan bekal dalam menapaki jalan kehidupan.
1. Fokus pada Keikhlasan, Bukan Imbalan
“Janganlah kecewa karena tidak mendapat balasan dari amalmu, tapi kecewalah jika amalmu tidak diterima.”
Pesan ini mengajarkan bahwa yang terpenting bukanlah hasil atau pujian manusia, melainkan keikhlasan dan penerimaan amal di sisi Allah. Amal yang diterima lebih berharga daripada sekadar amal yang tampak besar di mata manusia.
Baca Juga: Kata Hikmah Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam: Petunjuk Abadi untuk Jiwa yang Merindu Allah
2. Percaya pada Takdir Allah
“Apa yang telah ditetapkan untukmu tidak akan luput darimu, dan apa yang luput darimu tidak akan pernah menjadi milikmu.”
Sebuah pelajaran mendalam tentang qadha dan qadar. Dengan meyakini takdir Allah, hati menjadi lebih tenang dan tidak mudah gelisah terhadap sesuatu yang tidak tercapai.
3. Jangan Terlalu Sibuk Mengatur Dunia
“Istirahatkan hatimu dari mengatur urusan dunia, karena apa yang telah diatur untukmu tidak akan meleset.”
Kata hikmah ini mengajak kita untuk tawakal dan tidak larut dalam kecemasan terhadap masa depan. Allah telah mengatur segala rezeki dan urusan setiap makhluk dengan hikmah-Nya.
4. Jangan Bersandar pada Amal
“Salah satu tanda bergantung pada amal adalah berkurangnya harap kepada Allah ketika terjadi kegagalan.”
Ibnu Athaillah menekankan pentingnya tetap menggantungkan harapan pada Allah, bukan pada jumlah atau kualitas amal. Amal adalah bentuk penghambaan, bukan alat transaksi dengan Tuhan.
5. Lihat Kedudukan Allah dalam Hatimu
“Jika engkau ingin mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, maka lihatlah di mana Allah engkau tempatkan dalam hatimu.”
Hubungan dengan Allah tercermin dalam isi hati. Semakin besar perhatian dan cinta kita kepada Allah, semakin tinggi kedudukan kita di sisi-Nya.
6. Rendah Hati dalam Menuntut Ilmu
“Kebodohan itu bukan karena tidak tahu, tapi karena menganggap diri sudah tahu segalanya.”
Petuah ini mengingatkan pentingnya kerendahan hati dan sikap terbuka dalam menimba ilmu. Merasa cukup bisa menjadi penghalang untuk terus tumbuh secara spiritual.
7. Keutamaan Uzlah dan Menyepi
Baca Juga: 5 Mutiara Hikmah Utsman bin Affan tentang Keberkahan Ramadhan
“Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi hati selain uzlah dan menyendiri bersama Allah.”
Dalam dunia yang riuh dan penuh distraksi, uzlah atau menyendiri bersama Allah bisa menjadi momen untuk menenangkan hati, merefleksi diri, dan memperkuat hubungan spiritual.
Hikmah yang Tak Lekang oleh Zaman
Kata-kata bijak Ibnu Athaillah tidak hanya indah secara bahasa, tetapi juga kaya makna dan relevan hingga hari ini. Melalui Al-Hikam, beliau mengajak umat Islam untuk lebih dalam memahami nilai kehidupan, memperbaiki niat, dan selalu kembali kepada Allah.
Semoga ketujuh hikmah ini menjadi pelita dalam menjalani kehidupan yang penuh ujian dan harapan.***