
APAAJA.NET – KH. Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, kembali menyampaikan pesan mendalam tentang hakikat doa dalam Islam. Dalam sebuah kajian yang disampaikannya, Gus Baha menekankan bahwa doa bukanlah cara untuk mendikte kehendak Allah, melainkan manifestasi keimanan dan pengakuan kehambaan seorang manusia terhadap Tuhannya.
“Kalau Anda berdoa hanya karena ingin permintaan terkabul, itu berarti Anda sedang menuntut. Tapi kalau Anda berdoa sebagai wujud kehambaan, maka itulah maqam tertinggi,” jelas Gus Baha dalam kajiannya.
Doa sebagai Cermin Ketundukan dan Cinta kepada Allah
Bagi Gus Baha, doa adalah bentuk cinta dan ketundukan, bukan sekadar alat spiritual untuk menggapai keinginan duniawi. Ia menyebut bahwa meskipun doa tidak langsung dikabulkan, nilai ibadahnya tetap tinggi karena doa merupakan cara untuk merendahkan diri dan berserah kepada kehendak Allah yang Maha Mengetahui.
Baca Juga: Gus Baha: Ujian Nabi Ibrahim Adalah Wujud Cinta Allah yang Sebenarnya
Di tengah era modern seperti saat ini, di mana banyak orang mudah kecewa karena merasa doanya tidak dikabulkan, Gus Baha mengajak umat Islam untuk kembali pada esensi doa sebagai komunikasi batin dengan Allah, bukan sekadar alat permintaan.
Menyadari Posisi Sebagai Hamba: Inti dari Setiap Doa
Pandangan menjadi pengingat spiritual penting, bahwa saat seseorang berdoa, sejatinya ia sedang mengakui bahwa dirinya lemah, tidak memiliki daya dan upaya tanpa pertolongan Allah. Inilah yang disebut sebagai maqam kehambaan tertinggi.
Dengan menyadari hal ini, umat Islam diajak untuk lebih ikhlas dan tidak menjadikan doa sebagai bentuk transaksi spiritual. Sebaliknya, doa menjadi media untuk mendekatkan diri, menenangkan hati, dan menerima takdir dengan penuh keikhlasan.
Penutup: Berdoalah dengan Ketulusan, Bukan dengan Paksaan
Baca Juga: Gus Baha: Ujian Nabi Ibrahim Adalah Wujud Cinta Allah yang Sebenarnya
Nasihat mengajak kita untuk mengubah cara pandang terhadap doa. Doa bukanlah kewajiban Allah untuk mengabulkan, tetapi kewajiban kita sebagai hamba untuk menyampaikan, merendahkan diri, dan berserah.
Doa adalah ibadah. Doa adalah ketulusan. Doa adalah pengakuan atas kelemahan kita di hadapan Yang Maha Kuasa. Maka, berdoalah dengan hati yang tunduk dan jiwa yang penuh harap, bukan dengan perasaan memaksa.***