
APAAJA.NET – KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, kembali menyampaikan pesan moral penting dalam kehidupan beragama agar Umat Islam jangan suka menghakimi. Dalam salah satu ceramahnya, beliau menyoroti fenomena mudahnya sebagian umat Islam menghakimi dan memvonis sesama Muslim, seolah mengetahui siapa yang pantas masuk surga atau neraka.
Menurut Gus Baha, perilaku tersebut sangat bertentangan dengan teladan Rasulullah Muhammad SAW, yang dikenal sebagai pribadi penuh kasih dan pengampun. Bahkan terhadap pendosa, Nabi tetap membuka pintu taubat dengan sikap lembut dan sabar.
Baca Juga: Darurat Keselamatan Transportasi, Pemerintah Diminta Tak Pangkas Anggaran Keselamatan
“Nabi tidak pernah terburu-buru memvonis. Justru beliau menunggu umatnya kembali, bukan untuk dihukum,” ujar Gus Baha.
Kisah Badui dan Lembutnya Hati Nabi
Gus Baha mengangkat kisah seorang Badui yang merasa tidak puas dengan pembagian dari Nabi. Saat para sahabat hendak menindak tegas, Rasulullah memilih pendekatan yang lebih bijak: memanggilnya kembali dan memberinya tambahan hingga merasa cukup.
Baca Juga: Pemkab Nias Tegaskan Tidak Ada Intervensi dalam Penentuan Kelulusan Seleksi PPPK 2025
Tindakan ini, menurut Gus Baha, adalah contoh nyata bagaimana Nabi berdakwah dengan akhlak mulia, bukan dengan amarah atau paksaan.
“Dengan menjaga hati orang itu, Nabi menunjukkan bahwa kasih sayang lebih mengena daripada kekerasan,” jelas Gus Baha.
Hindari Ekstremisme dan Vonis Sepihak
Gus Baha juga mengingatkan bahaya ekstremisme dalam beragama, di mana seseorang merasa paling benar dan mudah menyesatkan orang lain. Menurutnya, sikap seperti ini berbahaya dan bisa menjauhkan seseorang dari inti ajaran Islam itu sendiri—yaitu rahmat dan cinta kasih untuk seluruh umat manusia.
Beliau menegaskan, daripada sibuk menghukumi, lebih baik umat Islam fokus pada doa, kasih sayang, dan bimbingan kepada sesama.
Baca Juga: Penghargaan Nasional Diterima 3 Sekolah Purbalingga pada Hardiknas 2025
Ceramah Gus Baha menjadi pengingat mudahnya sebagian umat Islam tidak menghakimi bahwa beragama dengan akhlak mulia adalah inti dari dakwah Nabi Muhammad SAW. Jangan suka menghakimi. Alih-alih memvonis, mari meneladani Rasulullah dengan memberi ruang bagi sesama untuk berubah dan bertaubat.***