
APAAJA.NET – Ada momen-momen dalam hidup saat segalanya terasa kosong. Kita bergerak dan bekerja, tapi hati seakan kehilangan arah. Di saat-saat sunyi seperti inilah, kata-kata Jalaludin Rumi hadir tidak sebagai ceramah, melainkan bisikan jiwa yang lembut, menyentuh sisi terdalam dalam diri kita.
Melalui puisinya yang penuh makna, Rumi mengajak kita kembali — bukan ke tempat lain, tapi ke dalam diri sendiri. Ia tidak menyuruh kita untuk berubah, hanya mengingatkan bahwa semua jawaban yang kita cari ada di dalam.
17 Kutipan Jalaludin Rumi yang Menyentuh Jiwa
Berikut ini 17 kutipan yang bisa menjadi cahaya di tengah gelap, pelukan saat kamu lelah, atau sekadar teman duduk yang mengerti diam-diam hatimu:
Baca Juga: Makna Pernikahan dalam Islam: Pesan Khutbah Nikah Prof Sholihan tentang Komitmen Suci Dua Jiwa
-
“Apa yang kamu cari, sesungguhnya sedang mencarimu juga.”
Sebuah pengingat bahwa pencarianmu tidak sia-sia. -
“Ketika jiwamu mendesak untuk berubah, rasa sakit akan muncul bukan untuk menyiksa, tetapi membimbing.”
Sakit sebagai penunjuk jalan, bukan musuh. -
“Jangan bersedih karena cahayamu belum terlihat. Bahkan bintang pun perlu malam untuk bersinar.”
-
“Kau harus hancur berkeping-keping agar bisa benar-benar terbuka.”
-
“Diam adalah jawaban ketika kata-kata tak mampu menjelaskan kedalaman cinta.”
-
“Cinta bukan datang dari luar. Ia tumbuh dari dalam, dan menyebar ke luar.”
-
“Yang sejati tidak pernah meninggalkanmu. Ia hanya bersembunyi agar kau bisa mencarinya dengan sungguh.”
-
“Hati adalah rumah bagi rahasia. Dengarkan ia dalam keheningan.”
-
“Luka adalah celah tempat cahaya masuk. Jangan tutup pintunya terlalu cepat.”
-
“Ada dunia yang tersembunyi di balik dunia ini. Masuklah ke sana dengan keheningan.”
-
“Lepaskan bentuk, dan temukan inti. Bentuk berubah, esensi tetap.”
-
“Cinta adalah perjalanan pulang ke tempat yang tak pernah benar-benar kau tinggalkan.”
-
“Jangan takut untuk larut, karena dalam kehilangan bentukmu, kamu akan menemukan dirimu.”
-
“Jangan mencari di luar dirimu apa yang hanya bisa ditemukan di dalam.”
-
“Jadilah seperti pohon: diam, kuat, dan memberi naungan bahkan pada yang melempar batu.”
-
“Kita lahir dari cinta. Cinta adalah ibu kita.”
-
“Tuhan berkata: Aku tidak bisa ditemukan dalam surga atau kitab, tapi dalam hati yang mencinta.”
Baca Juga: Bolehkah Kurban Satu Kambing untuk Satu Keluarga? Ini Penjelasan Lengkap Sesuai Syariat
Kembali Pulang ke Diri Sendiri
Kutipan-kutipan ini bukan sekadar rangkaian kata. Ia seperti cermin batin, tempat kita bercermin tanpa topeng. Jika kamu merasa tersesat atau lelah, mungkin bukan arah yang salah, tapi suara hati yang terlalu lama diredam.
Biarkan satu kutipan Rumi menyentuh hatimu. Kadang, satu kalimat cukup untuk mengubah arah hidup, bukan karena ia sihir, tetapi karena ia membangunkan sesuatu yang sudah lama tertidur di dalam.
Selamat pulang ke dalam. Rumi sudah lama menunggumu di sana.***