
APAAJA.NET – Ini Pesan Menyentuh Gus Baha tentang Sedekah dan Empati! Hari Jumat dikenal sebagai hari istimewa dalam ajaran Islam. Selain menjadi hari yang penuh keberkahan, Jumat juga merupakan waktu terbaik untuk memperbanyak amal kebaikan dan menumbuhkan empati terhadap sesama. Ulama kharismatik KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, memberikan penjelasan menyentuh mengenai pentingnya berbagi dan menunjukkan kepedulian sosial setiap hari Jumat.
Baca Juga: Bukan Sekadar Amal! Ini 5 Alasan Investasi di Pesantren Paling Tepat untuk CSR dan Zakat
Empati, Cermin Keimanan Sejati Menurut Gus Baha
Dalam berbagai ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa ibadah sejati tidak berhenti pada ritual , melainkan harus diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial. Ia menegaskan bahwa seseorang belum menjadi insan paripurna jika ibadahnya tidak berdampak pada kepekaan terhadap penderitaan orang lain.
“Kalau kamu salat tapi tidak peduli tetanggamu kelaparan, itu berarti salatmu belum membuatmu jadi manusia yang utuh,” ujar Gus Baha.
Pesan ini menjadi pengingat bahwa empati adalah indikator kuat dari hati yang hidup dan iman yang mendalam. Hari Jumat adalah waktu terbaik untuk merefleksikan hal ini.
Keutamaan Sedekah di Hari Jumat
Gus Baha juga menggarisbawahi bahwa sedekah pada hari Jumat memiliki keutamaan luar biasa . Selain memberikan manfaat kepada penerima, sedekah juga menumbuhkan ketenangan dalam jiwa pemberi.
“Sedekah itu menenangkan hati. Dan jika kamu ingin hidup tenang, maka tenangkan dulu hidup orang lain,” jelasnya.
Maka, tak heran jika banyak ulama mempersiapkan umat Islam untuk lebih aktif bersedekah pada hari Jumat, baik dalam bentuk uang, makanan, maupun perhatian kepada yang membutuhkan.
Doa dan Amal: Kunci Keberkahan Jumat
Jumat bukan sekedar rutinitas mingguan, tapi kesempatan emas untuk mendapatkan keberkahan. Gus Baha mengingatkan bahwa keberkahan akan hadir bila hari Jumat diisi dengan doa tulus dan amal nyata , bukan hanya rutinitas kosong tanpa makna.
Amalan seperti membaca surat Al-Kahfi, memperbanyak istighfar, dan tentu saja, membantu orang lain , akan membuka pintu rezeki dan ketenangan hati yang tak ternilai.
Empati Tak Harus Besar, Memulai dari Hal Kecil
Gus Baha juga memberi penekanan bahwa empati tidak harus dalam bentuk bantuan besar. Menurutnya, hal kecil seperti menyapa anak yatim, mendengarkan curhat teman, atau sekadar memberi senyuman , bisa menjadi amal besar di mata Allah.
“Agama ini tentang menjadi manfaat. Dan manfaat itu bisa sangat sederhana, tapi bermakna besar,” tutur Gus Baha.
Jadikan Jumat Sebagai Hari untuk Menyentuh Hati Sesama
Pesan Gus Baha ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ibadah tidak hanya dilakukan di sajadah, tetapi juga di jalan-jalan kehidupan . Menyapa, membantu, dan mendoakan sesama bisa menjadi bentuk ibadah yang lebih mendalam maknanya.
Maka, mari kita isi Jumat ini dengan kebaikan. Doakan orang lain, tebarkan senyum, dan ulurkan tangan jika mampu. Karena berbagi bukan soal berlebihan, tapi soal kepedulian.***