Penjelasan Gus Baha Tentang Pentingnya Ilmu dalam Beragama

APAJA.NET – Mengapa Umat Paling Mulia Adalah yang Mau Ngaji? Penjelasan Gus Baha Tentang Pentingnya Ilmu dalam Beragama

Umat Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai umat yang paling dimuliakan di antara umat-umat terdahulu. Namun, menurut ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, ada kelompok yang mendapatkan kenyamanan spiritual lebih besar, yaitu mereka yang mau ngaji.

Dalam salah satu ceramahnya yang disampaikan melalui kanal YouTube @Ngaji_Hati, Gus Baha menegaskan bahwa kenyamanan beragama sangat bergantung pada kesiapan akal dan ilmu. Beliau mengatakan:

“Umat Nabi itu orang yang paling bisa berlogika, terutama ulama-ulamanya.”

Menurut Gus Baha, warisan Nabi Muhammad SAW bukan sekadar ibadah ritual, melainkan juga berupa kemampuan berpikir logis dan reflektif. Inilah yang membuat umat Islam harus senantiasa menghidupkan budaya berpikir kritis melalui kegiatan ngaji.

Pentingnya Ngaji dalam Menjaga Kenyamanan Beragama

Gus Baha menekankan bahwa kenyamanan tertinggi dalam beragama hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang membuka akal dan hati melalui ngaji. Mereka tidak hanya menjalankan agama sebagai rutinitas, tetapi juga memahami ajaran Islam secara tulus dan mendalam.

“Makanya umatnya Nabi itu paling nyaman, terutama sing gelem ngaji,” ujar Gus Baha.

Lebih jauh, beliau mengingatkan bahaya dari berzikir atau wiridan tanpa disertai pemahaman ilmu yang benar. Tanpa landasan ilmu, aktivitas spiritual bisa tergelincir ke dalam khayalan dan kesalahpahaman.

Ilmu Sebelum Amal: Fondasi Beragama yang Benar

Dalam Islam, proses belajar dimulai dengan nadhor  atau berpikir merenung menggunakan akal sehat terhadap tanda-tanda kebesaran Allah. Melalui nadhor, akan lahir  makrifat atau pengenalan terhadap Tuhan, yang menjadi fondasi untuk memasuki pemahaman ilmu yang lebih dalam.

Baca Juga: Apakah Tidur Membatalkan Wudhu? Ini Penjelasan Hukum Islam Lengkap

Gus Baha mengutip ayat Al-Qur’an:
_”fa’lam annahu laa ilaaha illallah”_
_”Ketahuilah bahwa tiada Tuhan selain Allah”_

Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu harus mendahului keyakinan dan amal. Bahkan, amal-amal mulia seperti istighfar baru sah jika dilandasi pemahaman tauhid yang benar. Tanpa ilmu, amal bisa tersesat dan menjadi sia-sia.

Relevansi Ngaji di Era Modern

Tradisi ngaji yang dijaga para ulama Nusantara merupakan warisan penting untuk menjaga keseimbangan antara akal dan hati dalam beragama. Di tengah era penuh informasi dan distraksi ini, kembali menghidupkan budaya ngaji menjadi sangat relevan.

Ngaji bukan hanya tradisi pesantren, melainkan kebutuhan semua umat Islam, baik tua maupun muda. Melalui ngaji, seseorang memperdalam ilmunya, memperkuat mental dan spiritual, serta siap menghadapi tantangan dunia dan akhirat.

Gus Baha menutup pesannya dengan peringatan tegas:

“Jangan tergesa-gesa beramal tanpa ilmu. Karena ilmu yang benar adalah cahaya yang membimbing amal menuju kebenaran dan kemurnian.”***

Related Posts

Meneladani Kepemimpinan Profetik Rasulullah SAW: Hikmah Maulid untuk Umat di Era Modern
  • September 5, 2025

APAAJA.NET – Hari ini, 12 Rabiul Awal 1447 H, umat Islam di seluruh Indonesia merayakan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Dalam tradisi Jawa, bulan ini dikenal sebagai Maulud. Maulid bukan sekadar…

Read More

Continue reading
Hikmah dan Makna Maulid Nabi Muhammad SAW: Momentum Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah
  • September 5, 2025

APAAJA.NET – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabiul Awal memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia. Bukan sekadar tradisi, Maulid adalah bentuk rasa syukur…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *