
APAAJA.NET – Dalam kajian NASHAIHUL IBAD #274 – Bab Ruba’i – Maqalah ke-16, Prof Sholihan mengupas empat panji keimanan yang menjadi penopang hidup seorang muslim: taqwa, haya’ (rasa malu), syukur, dan sabar.
Syukur: Panji Iman, menurut beliau, bukan sekadar ucapan terima kasih, melainkan bentuk kesadaran mendalam akan karunia Allah yang harus diolah menjadi tindakan nyata.
Makna Syukur Lebih dari Sekadar Lisan
Syukur adalah pengakuan tulus bahwa segala nikmat datang dari Allah. Ia mencakup:
- Kesadaran hati untuk menghargai nikmat yang diberikan.
- Penggunaan nikmat secara benar untuk hal-hal yang diridhai Allah.
- Menjauhi kesia-siaan, serta tidak menjadikan karunia sebagai alat kesombongan.
Dengan demikian, syukur menjadi indikator kuatnya iman dan jembatan hubungan seorang hamba dengan Sang Pencipta.
Syukur Memperkuat Taqwa dan Sabar
Prof Sholihan menegaskan bahwa syukur adalah pondasi bagi dua sifat penting: taqwa dan sabar.
- Dengan syukur, hati menjadi tenang, terhindar dari keluhan berlebihan, dan mampu menghadapi ujian hidup dengan pandangan optimis.
- Tanpa syukur, nikmat terasa hambar, ujian terasa berat, dan iman menjadi rapuh.
Penawar Kesombongan dan Iri Hati
Rasa syukur mencegah hati dari kesombongan, karena menyadari bahwa semua kelebihan datangnya dari Allah. Orang yang bersyukur cenderung berbagi, tidak mudah iri, dan rendah hati meski memiliki banyak kelebihan.
Mengapa Nilai Syukur Relevan di Zaman Kini?
1. Menguatkan Identitas Iman
Di tengah kesibukan modern, banyak orang lupa menghargai nikmat kecil. Syukur membantu kita berhenti sejenak untuk merenung.
2. Melatih Ketulusan
Dengan syukur, niat ibadah menjadi murni karena Allah, bukan formalitas semata.
3. Membangun Ketahanan Mental Islami
Syukur membuat seseorang stabil secara emosional—tidak terbawa euforia saat dipuji, dan sabar ketika dikritik.
Langkah Praktis Menumbuhkan Syukur
Baca Juga: Honda PCX 160 eSP+: Skutik Premium dengan Performa Buas dan Fitur Super Lengkap
- Refleksi Harian – Catat minimal 3 hal yang disyukuri setiap pagi.
- Dzikir Alhamdulillah – Ucapkan dengan kesadaran penuh, bukan sekadar lisan.
- Berbagi Nikmat – Gunakan karunia untuk memberi manfaat bagi sesama.
Syukur adalah ruh iman yang hidup. Ia menjaga hati tetap tenang, menguatkan taqwa, serta memurnikan ibadah. Menghidupkannya dalam hati, lisan, dan perbuatan adalah langkah menuju kematangan spiritual dan kedekatan sejati dengan Allah.***