
APAAJA.NET – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap fakta mencengangkan: 3 siklon tropis terbentuk secara hampir bersamaan dalam waktu satu minggu terakhir di kawasan tropis. Fenomena ini tergolong jarang terjadi dan berdampak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Menurut BMKG, meskipun terbentuknya siklon tropis adalah hal lazim di wilayah tropis, keberadaan tiga sekaligus dalam kurun waktu singkat menjadi peristiwa yang patut diwaspadai. Dampaknya mulai dari hujan deras, angin kencang, hingga gelombang tinggi di lautan.
Penyebab Terbentuknya Tiga Siklon Tropis Sekaligus
BMKG menjelaskan bahwa terbentuknya siklon tropis adalah hasil dari interaksi kompleks antara atmosfer dan laut. Adapun faktor utama pemicunya meliputi:
1. Suhu Muka Laut yang Tinggi
Permukaan laut yang bersuhu lebih dari 26,5°C menyediakan energi besar untuk pembentukan dan penguatan sistem tekanan rendah yang berkembang menjadi siklon.
2. Kelembapan Udara Tinggi di Atmosfer
Kondisi udara lembap mendorong terbentuknya awan konvektif, hujan lebat, dan badai petir yang memperkuat potensi siklon.
3. Gangguan Atmosfer Global
Fenomena atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby turut memperbesar peluang pembentukan sistem tekanan rendah.
4. Fase Netral El Nino – La Nina
Saat fase netral, atmosfer menjadi lebih tidak stabil sehingga memungkinkan pembentukan beberapa siklon sekaligus di Samudera Hindia maupun Pasifik barat.
Baca Juga: Jadwal Libur dan Long Weekend April 2025
Wilayah Paling Terdampak Cuaca Ekstrem di Indonesia
Meskipun pusat ke-3 siklon tropis tersebut berada di luar Indonesia, namun efeknya tetap terasa, terutama di wilayah:
-
Nusa Tenggara Timur (NTT)
-
Maluku
-
Papua
-
Sebagian wilayah Sulawesi
Dampak yang terjadi antara lain:
-
Curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan banjir
-
Gelombang laut tinggi mencapai lebih dari 4 meter
-
Angin kencang yang bisa menumbangkan pohon atau merusak bangunan
-
Potensi tanah longsor di daerah perbukitan
Kenapa Indonesia Rentan Terhadap Cuaca Ekstrem?
Secara geografis, Indonesia berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik serta dua benua besar. Lokasi ini membuatnya menjadi titik pertemuan angin monsun dan zona aktif tekanan rendah tropis.
Iklim tropis serta luasnya lautan di sekitar kepulauan Indonesia menciptakan kondisi ideal bagi terbentuknya awan badai, hujan lebat, dan sistem cuaca ekstrem lainnya.
Langkah Mitigasi: Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat?
Untuk mengurangi risiko akibat cuaca ekstrem, BMKG dan BNPB menyarankan masyarakat untuk:
-
Rutin memantau informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG
-
Menghindari aktivitas laut terutama bagi nelayan atau pengguna kapal kecil
-
Mengamankan barang di luar rumah dari tiupan angin
-
Mewaspadai potensi banjir dan longsor di wilayah rawan
-
Mengikuti arahan evakuasi dari pemerintah daerah jika diperlukan
Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah
Waspada dan Siaga Hadapi Perubahan Iklim
Fenomena tiga siklon tropis dalam waktu singkat menjadi pengingat bahwa perubahan iklim global nyata terjadi dan dampaknya semakin terasa. Masyarakat diimbau untuk tidak menganggap cuaca ekstrem sebagai hal biasa.
Kewaspadaan, informasi akurat, serta kesiapsiagaan menjadi kunci penting menghadapi tantangan cuaca ekstrem ke depan. Pantau terus update BMKG dan siapkan diri menghadapi segala kemungkinan.