
APAAJA.NET – Jakarta – Ijazah palsu adalah luka batin bangsa? Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma kembali menjadi sorotan publik usai unggahannya di platform X (dulu Twitter) @DokterTifa, Jumat pagi, 20 Juni 2025. Dalam unggahan tersebut, ia menyertakan video kebakaran yang terjadi di Pasar Pramuka dan menulis refleksi mendalam bertajuk “Ijazah Palsu, Luka Batin Bangsa.” Cuitan ini bukan sekadar komentar, tapi kritik tajam terhadap fenomena pemalsuan ijazah yang dianggapnya sebagai pengkhianatan terhadap nilai-nilai bangsa.
Dilansir dari Portal Pekalongan, sebagai seorang ahli epidemiologi sekaligus aktivis sosial dan kesehatan, Dokter Tifa kerap menyuarakan pendapat-pendapat kritisnya terhadap kebijakan publik. Kali ini, ia menyentuh isu sensitif yang menurutnya menjadi akar dari berbagai persoalan bangsa: integritas moral yang dicederai oleh kepalsuan.
Baca Juga: Meriah! 93 Pembalap Ramaikan Kejurnas Pertamina Mandalika Racing Series 2025 Putaran Kedua
Simbol Ijazah: Antara Kehormatan dan Kepalsuan
Dalam cuitannya, Dokter Tifa menjelaskan bahwa ijazah sejatinya bukan sekadar selembar kertas, melainkan simbol perjuangan, kejujuran, dan kerja keras. Ijazah adalah hasil peluh dalam malam-malam belajar, pengorbanan orang tua, dan niat mulia untuk maju secara sah.
Namun ketika ijazah dipalsukan, yang tercabik bukan hanya hukum formal, melainkan nilai-nilai luhur bangsa. “Yang berdarah adalah batin sebuah bangsa,” tulisnya lantang. Pemalsuan ijazah mengajarkan generasi muda bahwa kebohongan bisa menggantikan kerja keras, dan kekuasaan bisa diraih dengan cara-cara kotor.
Kebohongan yang Membakar Harapan
Dokter Tifa juga menyiratkan keterkaitan antara kebakaran Pasar Pramuka dan isu pemalsuan dokumen, meski tanpa menyebutkan detail investigatif. Ia menggambarkan bahwa “pojok sebuah pasar yang dengan zalimnya dibakar” menjadi simbol upaya menghilangkan jejak pengkhianatan terhadap bangsa.
Ia menegaskan, ketika integritas digantikan dengan kepalsuan, seluruh bangunan bangsa akan menjadi rapuh. Kepemimpinan yang dibangun di atas kebohongan hanya akan melahirkan kemunafikan dan penderitaan rakyat.
Seruan untuk Bangkit dan Menegakkan Kebenaran
Di akhir cuitannya, Dokter Tifa menyerukan agar bangsa Indonesia berani membuka lembaran kebenaran, betapapun pahitnya. Menurutnya, hanya dengan menegakkan kejujuran dan keadilan, luka batin bangsa bisa sembuh dan menjadi pelajaran berharga.
“Bangsa ini pernah diuji, dan bangsa ini memilih untuk bangkit dengan tangan terkepal siap menghentikan segala kebohongan,” tegasnya.
Ungkapan Dokter Tifa membuka ruang diskusi luas tentang pentingnya integritas dalam kehidupan berbangsa. Pemalsuan ijazah bukan sekadar pelanggaran administratif, tetapi bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita pendiri bangsa.
Kini, saatnya masyarakat, institusi pendidikan, penegak hukum, dan pemimpin negeri ini mengambil sikap: memulihkan kepercayaan publik dengan menempatkan kebenaran dan kejujuran sebagai pondasi utama.***