
APAAJA.NET – Sukabumi digemparkan oleh sebuah tragedi memilukan. Seorang bocah bernama Raya (3) meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, tubuhnya dipenuhi cacing. Peristiwa ini menimbulkan duka mendalam sekaligus amarah publik, yang menuding adanya kelalaian aparat desa dan minimnya layanan kesehatan di tingkat masyarakat.
Kasus ini segera mendapat perhatian serius dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang langsung memanggil Kepala Desa (Kades) Cianaga, Wardi Sutandi, untuk memberikan klarifikasi di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (20/8/2025).
Kronologi Kematian Raya
Hidup di Lingkungan Tak Layak
Baca Juga: Nilai Ambang Batas IPDN 2025: Peserta SKD Wajib Kuasai Strategi Jawaban
Raya adalah anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), warga Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Keduanya diketahui mengalami gangguan mental, sehingga pengasuhan terhadap Raya sangat terbatas.
Sehari-hari, bocah malang ini kerap bermain di bawah kolong rumah panggung yang juga difungsikan sebagai kandang ayam. Lingkungan yang dipenuhi kotoran dan minim kebersihan itulah yang diduga memperburuk kesehatannya.
Sempat Dirawat, Nyawa Tak Tertolong
Raya sempat mengalami demam dan didiagnosis sakit paru-paru. Ia kemudian dibawa ke Rumah Teduh, sebuah lembaga filantropi yang bergerak di bidang kesehatan dan sosial. Selama sembilan hari dirawat, kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya meninggal pada 22 Juli 2025.
Yang lebih mengejutkan, sebuah video viral memperlihatkan tubuh Raya yang dipenuhi cacing, bahkan larva dan telur disebut bersarang di dalam tubuhnya. Potret tragis ini membuat publik geram dan menuntut pertanggungjawaban pihak terkait.
Respons Aparat Desa dan Gubernur
Keterangan Kepala Desa
Baca Juga: Harga Hyundai Ioniq 5 Bekas Anjlok! Kini Bisa Dibawa Pulang Mulai Rp 400 Jutaan
Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, menyebut pihaknya sudah berupaya membantu dengan mengurus dokumen keluarga serta membawa Raya ke fasilitas kesehatan. Namun, ia juga mengakui keterbatasan kondisi orang tua membuat penanganan tidak maksimal.
Tegasnya Gubernur Jawa Barat
Pernyataan itu tak memuaskan Gubernur Dedi Mulyadi. Ia menilai ada kelalaian serius dari aparat desa, bidan, hingga posyandu yang seharusnya melakukan pemantauan rutin terhadap anak-anak.
“Saya menyampaikan permohonan maaf atas meninggalnya seorang balita dalam kondisi tubuh dipenuhi cacing. Ini tidak bisa dibiarkan. Jangan abai, pengawasan harus dilakukan setiap hari,” tegas Dedi.
Pertemuan Panas di Gedung Pakuan
Pertemuan antara Gubernur Dedi Mulyadi dengan Kades Wardi Sutandi diperkirakan berlangsung tegang. Publik menunggu apakah akan ada sanksi tegas terhadap aparat desa maupun tenaga kesehatan desa yang dinilai lalai dalam menjalankan tugasnya.
Kasus kematian Raya kini menjadi cermin buruk layanan kesehatan dan sosial di pedesaan Indonesia. Pertanyaan besar pun muncul: bagaimana mungkin di era keterbukaan informasi, masih ada anak-anak yang luput dari pengawasan kesehatan dasar?.***