Kusumodiningratan Terungkap! Misteri Nama Ningrat dan Cerita Pembagian Wilayah yang Tersembunyi di Solo

APAAJA.NET – Kelurahan Kusumodiningratan terletak di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta (Solo), dan banyak warga luar merasa penasaran: kenapa nama kelurahan ini mengandung unsur “ningrat”? Padahal tampak biasa-biasa saja dari luar. Di balik itu semua, terdapat sejarah budaya, struktur pembagian wilayah, dan nilai sosial yang jarang diangkat ke permukaan.

Asal-usul Nama “Kusumodiningratan” dan Makna Budayanya

  • Dalam bahasa Jawa, “kusumo” berarti bunga. Simbol bunga dalam budaya biasanya terkait dengan keindahan, kehalusan, dan kemuliaan.
  • Sedangkan “ningrat” merujuk pada kebangsawanan, kelas sosial tinggi, atau nilai kemuliaan dalam masyarakat tradisional Jawa.

Gabungan kedua kata tersebut, Kusumodiningratan, bisa ditafsirkan sebagai “bunga yang berada di kalangan ningrat” atau “keindahan kebangsawanan”. Nama ini menegaskan bahwa kawasan ini, meskipun sekarang padat dan urbano, memiliki hubungan historis dengan kelas elite Jawa atau bangunan-bangunan bergaya tradisional milik keluarga bangsawan di masa lalu.

Baca Juga: Siswa SMAN 1 Rembang Ciptakan Game Edukasi Sejarah Jenderal Soedirman yang Bikin Merinding!

Struktur Wilayah dan Pembagian RW/RT yang Memuat Nilai Tradisi

Pembagian formal wilayah ke Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) di Kusumodiningratan bukan semata untuk pengaturan administrasi modern. Dari berbagai cerita dan observasi warga:

  • Beberapa RW dan RT mengikut pola pemukiman yang dulunya milik bangsawan atau elite lokal. Misalnya, gang-gang kecil yang mengarah ke rumah limasan tua atau pendopo.
  • Beberapa RT yang menarik secara geografis menjadi tempat tinggal pedagang bunga hias (khususnya di sepanjang Jalan Raden Mas Said), menunjukkan bahwa ekonomi lokal juga dibentuk oleh usaha kecil yang memiliki karakteristik tradisional.
  • Terdapat kampung atau blok-blok rumah susun (yang dibangun kemudian), yang menggantikan rumah-rumah padat dan kumuh, tapi tetap mempertahankan identitas budaya lokal seperti pola lorong gang, pola rumah yang rata-rata hadap jalan atau hadap sungai/got, dan penggunaan material lokal di beberapa bagian rumah.

Perubahan Kontemporer dan Tantangan Identitas Wilayah

  • Pada sekitar 2014–2015, Pemkot Surakarta melakukan penataan wilayah di Kusumodiningratan. Beberapa rumah yang dianggap kumuh dan menutup aliran kali dipindahkan dan dibangun rumah susun. Sejumlah hunian digusur, digantikan rumah susun 3 lantai; lantai bawah untuk usaha dan lantai atas sebagai hunian. Ini mengubah secara fisik ruang hidup, orientasi rumah, dan interaksi sosial antar warga. (Sumber dari warga lokal di Kampung Kusumodiningratan lewat laporan Kampungnesia)
  • Fasilitas sanitasi dan air mulai dikelola komunal, termasuk saluran menuju kali, untuk mengurangi dampak limbah terhadap lingkungan. Rumah-rumah yang dulu membelakangi kali diubah menjadi hadap ke jalan atau ke sungai, memperbaiki sirkulasi udara dan kenyamanan.

Baca Juga: UNDIP Luncurkan Robot Canggih Budidaya Ikan: Ramah Lingkungan dan Masuk Top 50 Inovasi Nasional!

Kusumodiningratan Antara Identitas dan Modernitas

Kelurahan Kusumodiningratan bukan hanya sekadar nama panjang dan terdengar elite — melainkan potret menarik dari bagaimana sejarah, budaya, dan pembagian ruang hidup di Solo saling bersinergi. Dari kandang kuda Mangkunegaran hingga rumah susun masa kini, dari pedagang bunga hingga rumah limasan peninggalan tua, semua menyatu membentuk identitas wilayah ini.

Identitas “ningrat” di nama bukan tipu daya; ia tercermin dalam pola ruang, arsitektur, dan cara warga hidup—meski di tengah perubahan modern. Untuk itu, warga Solo dan pengamat budaya perlu menoleh kembali; Kusumodiningratan layak dijadikan ikon micro‑budaya dalam kisah kota yang makin maju.***

Sumber: https://portalpekalongan.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1919689155/kusumodiningratan-misteri-nama-ningrat-dan-pembagian-wilayah-yang-jarang-diketahui-warga-solo?page=all

Related Posts

Di MQKI 2025, Yai Fadlolan Musyaffa’: Selain Kitab Kuning, Santri Diharapkan Kuasai Kitab Putih
  • October 7, 2025

APAAJA.NET – WAJO – SULSEL – Santri belajar di pondok pesantren diharapkan tidak hanya menguasai Kitab Kuning (Kitab Turats), tetapi juga Kitab Putih. “Yang dimaksud Kitab Putih adalah kitab-kitab berbahasa…

Read More

Continue reading
Misteri Agung Keraton Surakarta: Bukan Sekadar Istana, Tapi Penjaga Rahasia Nusantara!
  • October 4, 2025

APAAJA.NET – Di tengah hiruk-pikuk Kota Solo, berdiri megah sebuah bangunan yang tidak hanya menyimpan kisah sejarah, tapi juga menjadi pusat spiritual dan budaya Jawa: Keraton Surakarta Hadiningrat. Dikenal pula…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *