
APAAJA.NET – Fenomena perceraian di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) kini makin mengkhawatirkan. Sekretaris Jenderal BP4 Pusat, Dr. H. Anwar Sa’adi, MA, mengungkap bahwa sekitar 9.000 ASN bercerai setiap tahun. Angka ini disebut menjadi alarm serius bagi ketahanan keluarga di Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Anwar Sa’adi saat membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) BP4 Provinsi Jawa Tengah di Hotel Grand Wahid, Salatiga, pada Senin (29/9/2025).
Fakta Mengejutkan: Ribuan ASN Pilih Cerai Setiap Tahun
Dalam sambutannya, Anwar menegaskan bahwa perceraian kini bukan hanya terjadi di masyarakat umum, tapi juga marak di kalangan ASN.
“Banyak pasangan muda bahkan bercerai sebelum usia pernikahan mencapai lima tahun. Ini menunjukkan lemahnya fondasi keluarga, termasuk di kalangan ASN,” ujar Anwar.
Ia juga mendorong agar pengurus BP4 memperkuat sinergi dengan instansi seperti BKKBN, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Daerah, agar bisa menekan laju perceraian.
BP4 Jateng Punya Nahkoda Baru: Eman Sulaeman Resmi Terpilih!
Dalam forum Muswil BP4 Jateng 2025, Drs. H. Eman Sulaeman, MH terpilih secara aklamasi sebagai Ketua BP4 Jawa Tengah untuk masa bakti 2025–2030. Pemilihan dipimpin oleh Drs. H. Maksun, M.Ag dengan tiga kandidat utama:
- Drs. H. Eman Sulaeman, MH
- Dr. H. Saiful Mujab, M.A (Kakanwil Kemenag Jateng)
- H. Ahmad Farhan, S.Ag (Kabid Urais Kanwil Kemenag Jateng)
Eman mengungkapkan komitmennya untuk menjalin kemitraan dengan berbagai instansi agar peran BP4 bisa lebih dirasakan masyarakat.
“Kami butuh dukungan semua pihak agar BP4 lebih optimal. Dukungan anggaran dan SDM sangat penting,” ujar Eman.
Dorongan Program BP4 Hingga ke Kecamatan
Dr. Saiful Mujab, Kepala Kanwil Kemenag Jateng yang membuka Muswil tersebut, menekankan pentingnya BP4 tidak hanya aktif di tingkat provinsi, tetapi juga punya program hingga ke tingkat kecamatan.
“BP4 jangan hanya jadi penjaga gawang. Ia harus hadir membina dari bawah,” tegas Saiful.
Ia juga menyampaikan kesiapan menyediakan kantor sekretariat BP4 di lantai 3 Kanwil Kemenag Jawa Tengah sebagai dukungan penuh terhadap program kerja BP4.
Kendala BP4: Dana Minim, SDM Terbatas
Dalam laporan pertanggungjawaban periode 2021–2025 yang dibacakan Eman Sulaeman, terungkap bahwa BP4 Jateng masih terkendala masalah klasik: pendanaan dan kekurangan SDM.
“Selama ini kegiatan hanya mengandalkan iuran minimal Rp1 juta dari anggota dan bantuan mitra. Kami butuh dukungan anggaran rutin dari Kanwil Kemenag,” kata Eman.
Kondisi ini membuat kegiatan publikasi, riset, hingga advokasi pernikahan belum berjalan optimal.
Misi Besar: Jaga Ketahanan Keluarga, Kuatkan Bangsa
Muswil BP4 Jateng ini menjadi momentum penting untuk menguatkan kembali peran BP4 sebagai lembaga strategis dalam menjaga keutuhan rumah tangga.
“Jika keluarganya baik, Insya Allah bangsa ini akan kuat,” ujar Saiful Mujab.
Ia mendorong para pemuda usia minimal 19 tahun yang sudah siap lahir batin untuk segera menikah dan mencatatkan pernikahan secara resmi di KUA.
BP4 Harus Lebih Progresif dan Terstruktur
Angka perceraian yang terus meningkat, terutama di kalangan ASN, menjadi sinyal bahwa pembinaan pernikahan harus lebih sistematis. Dengan kepemimpinan baru di BP4 Jateng, diharapkan akan lahir terobosan program yang menyentuh masyarakat langsung, dari tingkat provinsi hingga desa.***