Jelang Muktamar X PPP 2025: Say No to Mardiono!

  • POLITIK
  • September 9, 2025
  • 0 Comments

Pimpinan Majelis, Mahkamah dan sejumlah organisatoris DPP hingga DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ulama’il Ka’bah ke-1 yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (8/9/2025).

APAAJA.NET – CIREBON –  Say No to Mardiono adalah ungkapan yang tepat menjelang Muktamar ke-X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akhir tahun 2025.

Seluruh komponen DPP, DPW dan DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) se-Indonesia bersepakat untuk tidak lagi mengusung Muhammad Mardiono dalam bursa pencalonan Ketua Umum PPP pada Muktamar ke-X tahun 2025.

Hal itu adalah pernyataan sikap atau hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ulama’il Ka’bah ke-1 yang digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, pada Senin (8/9/2025).

Selain itu, Pimpinan Majelis, Mahkamah dan sejumlah organisatoris DPP hingga DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP), meminta HM Mardiono tak maju sebagai calon Ketua Umum PPP dalam Muktamar ke-X akhir September 2025 ini.

“Para Pimpinan Majelis DPP PPP, para Ulama dan Para Kyai dari seluruh Indonesia meminta kepada Saudara HM Mardiono untuk berbesar hati agar tidak mencalonkan diri sebagai Ketua Umum pada Muktamar X tahun 2025,” kata Sekretaris Majelis Syariah DPP-PPP, Dr KH Fadlolan Musyaffa’ saat membacakan pernyataan sikap.

Selain itu, Kyai Fadlolan menyerukan pada seluruh komponen DPP, DPW dan DPC PPP se-Indonesia untuk tidak lagi mengusung M Mardiono dalam bursa pencalonan Ketua Umum PPP pada Muktamar ke-X tahun 2025.

Dia menjelaskan, permintaan dan seruan itu didasari lantaran M Mardiono selaku Plt Ketua Umum PPP dianggap gagal pada Pemilu 2024.

Bahkan, kata dia, Mardiono telah melanggar AD/ART PPP lantaran menjabat Plt Ketua Umum PPP terlalu lama.

“Bahwa, kepemimpinan PPP yang dijabat oleh seorang Pelaksana Tugas (Plt) dengan waktu terlama sepanjang sejarah yakni 9 September 2022 hingga saat ini nyata-nyata melanggar AD/ART PPP,” tutur Fadlolan.

Di sisi lain, kepemimpinan M Mardiono dianggap gagal lantaran untuk kali pertama PPP tak lolos ke Senayan, Jakarta (tidak punya wakil di DPR RI).

Menurutnya, hal ini merupakan pukulan telak bagi para fungsionaris dan 5,8 juta pemilih PPP di seluruh Indonesia.

Selain itu, kata dia, Mardiono tak melaksanakan kepemimpinan yang berlandaskan prinsip kolektif-kolegial. Hal itu ditandai dengan tidak dibentuknya Lajnah Penetapan Caleg (LPC) yang merupakan perintah AD/ART.

“Seluruh penetapan Caleg diputuskan secara sepihak oleh Plt Ketua Umum,” katanya.

Selain itu, Mardiono juga telah abai terhadap 4 saran Majelis PPP yang terkait Pencalegan, Gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), Penetapan Pilpres, dan Percepatan Muktamar.

“Tidak dilaksanakannya keputusan dan rekomendasi Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas II) PPP pada tanggal 13 – 15 Desember 2024 di Jakarta sebagai forum permusyawaratan tertinggi di bawah Muktamar yang semestinya di sosialisasikan kepada DPW dan DPC PPP di seluruh Indonesia,” ucap Kyai Fadlolan.

Kemudian, Mardiono juga dinilai abai terhadap seruan Pimpinan Majelis PPP untuk menjaga soliditas organisasi agar Muktamar berjalan dengan baik serta menghindari segala hal yang dapat menimbulkan bibit-bibit perpecahan.

“Terbukti atas dilakukannya Musyawarah Wilayah Luar Biasa (Muswilub) di 4 (empat) Wilayah yaitu: Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Provinsi Bali dan Provinsi Kalimantan Selatan tanpa melalui mekanisme AD/ART,” tegasnya.

Bahkan Mardiono disebut tak melaksanakan sejumlah putusan dan pendapat Mahkamah Partai sepanjang 2022-2025. Padahal hal ini berlandaskan UU Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik yang menyebut putusan bersifat Final dan Mengikat.

“Terjadinya personalisasi pengambilan keputusan partai oleh Plt Ketua Umum dengan mengesampingkan seluruh organ partai lainnya. Di antaranya, sudah 6 (enam) bulan DPP PPP belum pernah melakukan Rapat Pengurus Harian untuk pengambilan keputusan dan tidak dilibatkannya Sekretaris Jenderal pada penandatanganan sejumlah surat,” jelasnya.

Dengan demikian, farum Silatnas ini menyerukan HM Mardiono, tidak pantas maju menjadi calon Ketum pada Mukramar ke X tahun 2025. Selanjutnya PPP terbuka bagi para tokoh terbaik bangsa yang ingin mengabdi di partai berlambang Kakbah.

“Agar PPP membuka diri kepada tokoh-tokoh terbaik bangsa baik dari dalam maupun luar kader PPP, yang memiliki niat untuk bergabung dan mengabdikan diri serta siap berjuang sungguh-sungguh bersama PPP baik dalam posisi Ketua Umum maupun posisi lainnya,” tandas KH Fadlolan Musyaffa’.

Sekedar informasi, forum Silatnas Ulamail Ka’bah ini turut dihadiri oleh Ketua Majelis Syari’ah DPP PPP KH Mustofa Aqil Siraj; Ketua Majelis Kehormatan DPP PPP KH Zarkasih Nur, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP HM Romahurmuziy, Wakil Ketua Majlis Pertimbangan KH Abdullah Ubab Msimoen, Wakil Ketua Majelis Syariah KH A. Haris Shodaqoh.

Kemudian turut hadir sejumlah pengurus harian DPP PPP seperti Waketum, KH Musyafa Noer dan sejumlah Ketua DPP PPP yakni H Rusman Yakup, H Ahmad Mustakim, Komarudin Taher, Syafa Illiyin, Choirunnisa, M Thobahul Aftoni, Dahliah Umar, Ainul Yakin.

Hadir pula ⁠Wasekjen PPP Nurman Zein Nahdi, Wakil Gubernuer Jateng KH Taj Yasin Maimoen, KH M Idror Maimoen Zubair, Plt Ketua Umum Parmusi KH Husnan Bey Fananie, dan para Majelis Syariah dan Ketua/Sekretaris DPW PPP se-Indonesia.***

Related Posts

Jumat 12 September 2025: MAKI Bawa Data Baru Dugaan Korupsi Haji ke KPK
  • September 12, 2025

APAAJA.NET – Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman dijadwalkan menyerahkan data baru kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat, 12 September 2025, sekitar pukul 14.00 WIB. Menurut Boyamin,…

Read More

Continue reading
Reshuffle Kabinet Prabowo: Sri Mulyani Dicopot, Kementerian Haji Resmi Dibentuk!
  • September 9, 2025

APAAJA.NET – Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle besar-besaran terhadap Kabinet Merah Putih, Senin (8/9/2025). Dalam langkah mengejutkan ini, lima menteri penting diberhentikan dari jabatannya, termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani…

Read More

Continue reading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *