
APAAJA.NET- Bagi seorang pesepakbola profesional seperti Elkan Baggott, tekanan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, pemain yang sempat memperkuat Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 ini memiliki cara tersendiri untuk menjaga kesehatan mentalnya di tengah ketatnya dunia sepak bola.
Kehadiran Orang Terdekat Jadi Kunci
Dalam wawancaranya bersama siniar Sherbet Lemon di kanal YouTube, Elkan mengaku bahwa keberadaan orang-orang terdekat sangat membantu dirinya dalam menghadapi stres akibat sepak bola. Sangat penting punya ekosistem pendukung karier. Sepak bola adalah dunia yang penuh tekanan,” ujar Elkan.
Tiga Sosok Penting di Hidup Baggott
Tanpa menyebutkan secara spesifik siapa saja, Elkan mengindikasikan bahwa tiga orang terdekatnya menjadi tempatnya bersandar ketika tekanan datang. Keluarga dan orang tercinta menjadi pelipur lara di saat masa-masa sulit, termasuk ketika ia mengalami cedera.
Baca Juga: 115 Desa di Kebumen Telah Terima Dana Desa Tahap I Tahun 2025, Total Rp25,75 Miliar
Perjalanan di Klub: Cedera dan Konsistensi
Musim 2024/2025, Baggott menjalani masa peminjaman di Blackpool, klub Liga One, kasta ketiga sepak bola Inggris. Ia bermain dalam 20 pertandingan sepanjang musim di semua ajang, namun tidak bisa tampil penuh karena sempat dibekap cedera.
Meski begitu, ia tetap berusaha menjaga semangat dan performa melalui pendekatan mental yang sehat, termasuk mengandalkan dukungan dari lingkungan terdekat.
Disiplin: Pilar Penting dalam Karier
Godaan Selalu Ada, Tapi Komitmen Lebih Kuat
Elkan Baggott juga menyinggung soal pentingnya disiplin dalam menjalani karier sebagai pesepakbola profesional. Salah satu tantangan yang ia akui adalah menjaga pola makan yang seimbang.
“Saya memang ingin menjadi versi terbaik dari diri saya, tapi ada kalanya saya harus memaksakan diri, terutama dalam hal diet. Godaan selalu ada,” katanya.
Ia menyadari bahwa untuk mencapai performa maksimal, diperlukan usaha keras yang konsisten dan komitmen terhadap gaya hidup sehat.
Bakat Saja Tak Cukup
Lebih lanjut, Elkan menegaskan bahwa kerja keras dan etos kerja jauh lebih penting daripada sekadar mengandalkan bakat alami.
“Saya yakin bakat hanya akan membawa Anda ke titik tertentu. Di akademi, saya melihat banyak pemain yang sangat berbakat, tapi mereka kurang disiplin dan minus etos kerja.”
Menurutnya, banyak pemain muda gagal berkembang bukan karena kurang berbakat, tetapi karena tidak cukup disiplin dan enggan berkorban untuk meraih impian.
Baca Juga: Haru dan Bahagia, 954 Calon Jemaah Haji Asal Banjarnegara Dilepas ke Tanah Suci
Elkan Baggott adalah contoh nyata bahwa menjadi pesepakbola bukan hanya soal kemampuan di lapangan, tetapi juga soal bagaimana mengelola tekanan, menjaga disiplin, dan membangun lingkungan pendukung yang sehat. Dengan prinsip kerja keras dan fokus pada pengembangan diri, Elkan terus berupaya menjadi versi terbaik dari dirinya—baik sebagai pemain maupun pribadi.