
APAAJA.NET – Pelatih asal Portugal, Bernardo Tavares, secara resmi menyatakan keputusan untuk mundur dari PSM Makassar melalui unggahan di akun X pribadinya pada Rabu malam (1 Oktober 2025). Keputusan ini menutup kisah panjang penuh liku antara pelatih dan klub berjuluk Juku Eja.
Dalam pesannya, Tavares menyampaikan rasa terima kasih mendalam sekaligus kekecewaan yang sudah menumpuk selama belasan bulan. Alasan terkuat keputusannya? Gaji yang tak kunjung dibayar, kondisi yang menurutnya sudah “tak bisa dipertahankan lagi.”
“Gaji Tertunggak, Kesetiaan Teruji”
Tavares menuturkan bahwa selama 3,5 tahun ia menjabat sebagai pelatih PSM, keterlambatan pembayaran gaji telah menjadi kenyataan. Beberapa waktu lalu, ia sempat menyebut bahwa ia dan tim staf sudah mengalami kelambatan hingga lima bulan dalam menerima hak mereka.
Baca Juga: Tuntas Sudah Insiden ID Wartawan Istana: Apakah Indonesia Siap Terapkan Tetras Politica Secara Utuh?
Bahkan kisah dramatis pernah terjadi—pada 2023, Tavares rela melelang trofi dan jersey pribadinya demi membantu staf kepelatihan yang belum dibayar. Langkah itu menunjukkan betapa parahnya krisis keuangan yang membayangi klub.
Ketika masalah ini telah berulang kali diangkat, namun belum ada solusi nyata dari manajemen, akhirnya Tavares memilih langkah yang sulit: mengakhiri kontrak lebih awal.
“Warisan Manis dan Tugas Berat ke Depan”
Meski menghadapi masalah internal, jejak yang ditinggalkan Tavares tak bisa diabaikan. Bersama PSM Makassar, ia mengakhiri penantian 23 tahun dengan menjuarai Liga 1 musim 2022/2023.
Di bawah arahan Tavares, nama-nama muda seperti Ramadhan Sananta, Dzaky Asraf, Ananda Raehan dipromosikan dan diberi kepercayaan—langkah yang memperkuat nilai pembinaan klub jangka panjang.
Tahun lalu, meskipun PSM menghadapi badai cedera dan tantangan laga tandang, prestasi tim cukup stabil dengan finis di posisi keenam dan penampilan solid di kompetisi ASEAN.
Baca Juga: Miris! Tiap Tahun 9.000 ASN Cerai, BP4 Sebut Krisis Ketahanan Keluarga Kian Mengkhawatirkan!
Tantangan Manajemen & Siapa yang Menjadi Pengganti?
Kepergian Tavares tidak hanya menyisakan kekosongan di kursi pelatih, tetapi juga tanggung jawab besar bagi manajemen. Tiga masalah utama yang harus segera diselesaikan:
- Keuangan & Kepercayaan: Menyelesaikan tunggakan kepada pemain dan staf agar tak muncul krisis baru.
- Rekrutmen Pelatih: Mencari figur baru yang bisa menjaga stabilitas dan melanjutkan visi pembangunan tim.
- Reaksi Suporter & Reputasi Publik: Perpisahan yang disebabkan masalah gaji memicu kritikan keras dari suporter.
Beberapa suporter menyebut keputusan manajemen sebagai hal “memalukan”, terutama karena Tavares dianggap sebagai figur yang sangat dicintai dan dihormati.
Kekosongan pelatih bisa menjadi kesempatan atau bencana, tergantung betapa cepat dan tepatnya manajemen merespons.***