
Apaaja.net – Manchester United harus menelan pil pahit setelah dikalahkan Tottenham Hotspur dengan skor tipis 1-0 di final Liga Eropa tadi malam, Kamis (22/5/2025) dini hari WIB, di Stadion San Mamés, Bilbao, Spanyol. Kekalahan ini membuat Setan Merah gagal membawa pulang trofi dan memupus harapan untuk bermain di kompetisi Eropa level tertinggi musim depan.
Satu-satunya gol pada pertandingan tersebut dicetak oleh Tottenham Hotspurs melalui sepakan Brennan Johnson pada menit ke-42. Gol tersebut berawal dari umpan Pape Sarr yang coba dihalau oleh Luke Shaw. Namun, sapuan Shaw yang tidak sempurna justru membuat bola jatuh di kaki Johnson, yang kemudian si kulit bundar berhasil melesat ke gawang Andre Onana.
Sejak awal pertandingan, kedua tim bermain cukup hati-hati. Manchester United mencoba mendominasi penguasaan bola, namun kesulitan menembus pertahanan solid Tottenham. Sementara itu, Tottenham sesekali memberikan ancaman melalui pergerakan cepat Richarlison dan Pape Sarr namun hal tersebut tidak membuat jala gawang bergetar hingga gol tercipta di menit ke 42.
Baca Juga: Jelang Melawan Cina Dan Jepang, Timnas Indonesia Siapkan 5 Bek Tangguh
Memasuki babak kedua, Manchester United tampil lebih agresif untuk mencetak gol penyeimbang. Peluang emas sempat didapatkan oleh Rasmus Hojlund dan Bruno Fernandes, namun upaya mereka belum membuahkan hasil. Kiper Tottenham, Guglielmo Vicario, tampil sangat gemilang dengan melakukan beberapa penyelamatan krusial, termasuk menghalau sundulan Hojlund yang mengancam gawangnya.
Hingga peluit akhir dibunyikan, skor 1-0 untuk keunggulan Tottenham Hotspur tetap bertahan. Kemenangan ini menjadi sejarah bagi Tottenham, yang berhasil mengakhiri puasa gelar selama 17 tahun dan meraih trofi Eropa pertama mereka sejak 1984. Bagi Tim Asuhan Ruben Amorim tersebut, kekalahan ini menjadi antiklimaks yang menyakitkan setelah Hojlund Cs menunjukkan performa impresif tanpa kekalahan sejak fase grup hingga semifinal.
Hasil ini tentu saja membuat para pemain Manchester United harus berbesar hati merengkuh posisi kedua di liga eropa, evaluasi pemain dan pelatih tentu diperlukan guna perbaikan ke depannya.