
APAAJA.NET – Kisah inspiratif datang dari lintasan Yamaha Cup Race (YCR) 2025 Seri 1 yang digelar di Sirkuit Sport Center Rumbai, Pekanbaru, Riau, pada 17–18 Mei 2025. M. Defa Khinza, pembalap muda asal Aceh, berhasil mencuri perhatian publik otomotif Tanah Air setelah menjuarai kelas YCR3 Bebek 4T Tune Up Mix Rookie. Namun, yang membuat publik semakin takjub adalah fakta bahwa Khinza juga seorang santri hafidz Al-Qur’an.
Hafal 10 Juz di Usia Muda, Tetap Fokus Balap
Antara Pesantren dan Lintasan Balap
Di tengah kesibukannya sebagai pembalap muda, M. Defa Khinza tetap menuntut ilmu agama di Ma’had DaarutTibyaan. Ia mengaku saat ini sudah berhasil menghafal 10 juz dari Al-Qur’an, dengan target hafal 30 juz sebelum lulus dari pondok.
Baca Juga: Tidak Ada Wisuda, SMAN 1 Sigaluh Rayakan Perpisahan Dengan Penyerahan Bantuan Biaya Kuliah
“Alhamdulillah Om, lagi belajar di pondok, menimba ilmu dan menghafal Qur’an,” ungkap Khinza usai meraih podium di Pekanbaru.
Ia menegaskan bahwa membagi waktu antara latihan balap dan kegiatan pesantren bukanlah hal mudah, namun bukan juga hal mustahil jika ada niat dan semangat.
“Insya Allah kalau ada niat, dimudahkan jalannya,” tambahnya penuh keyakinan.
Dukungan Keluarga dan Haru Sang Ayah
Inspirasi dari Rumah
Ayah Khinza, Dedek Fakrizal, tak kuasa menahan tangis haru melihat anaknya naik podium di ajang nasional. Ia menceritakan bahwa dua adik Khinza, yakni Khanza dan Kheiza, juga menimba ilmu agama di pondok pesantren.
“Khinza memang kami arahkan tetap dekat dengan Al-Qur’an sejak kecil. Sekarang dia bisa menyeimbangkan antara hobi balap dan hafalan Qur’an,” ungkap sang ayah dengan mata berkaca-kaca.
Pembalap Hafidz: Tradisi Baru yang Menginspirasi
Mengingatkan pada Sosok Agung Didu
Kisah Khinza mengingatkan publik pada pembalap asal Sulawesi, Agung Didu, yang juga memutuskan fokus menjadi hafidz Qur’an. Fenomena ini menunjukkan bahwa prestasi di dunia olahraga dan keistiqamahan dalam agama bisa berjalan beriringan.
Khinza, Teladan Generasi Muda Islami
Perjalanan M. Defa Khinza bukan sekadar kisah juara balapan, tapi juga potret santri modern yang mampu menjaga nilai-nilai agama di tengah tantangan zaman. Ia menjadi contoh nyata bahwa impian duniawi dan spiritual bisa diraih bersama.
Semoga langkah Khinza menginspirasi banyak anak muda untuk terus berprestasi tanpa meninggalkan jati diri sebagai muslim yang taat.