
APAAJA.NET – Banyak guru masih menganggap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau modul ajar sebagai sekadar tugas administratif. Akibatnya, proses belajar-mengajar di kelas masih didominasi oleh rutinitas lama: ceramah panjang, diskusi kelompok tanpa makna, hingga pengalaman belajar yang minim eksplorasi.
Hal ini mencuat dalam kegiatan refleksi Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi Guru yang berlangsung di Politeknik Banjarnegara, Sabtu (2/8/2025). Narasumber pelatihan, Heni Purwono, menegaskan pentingnya perenungan dalam merancang perencanaan pembelajaran yang benar-benar menggugah dan bermakna.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Cara Gila Ubah Puntung Rokok Jadi Aspal Tahan Retak dan Ramah Lingkungan!
Pembelajaran Mendalam Butuh Perenungan Serius
Menurut Heni, prinsip Pembelajaran Mendalam tidak bisa tercapai hanya dengan mengandalkan pengalaman atau buku teks. Dibutuhkan perencanaan yang dibuat dengan kesadaran penuh, yang mempertimbangkan bagaimana siswa belajar dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan bermakna.
“Hari ini para peserta belajar membuat perencanaan pembelajaran secara kolaboratif. Beberapa sudah menemukan ide-ide menarik, namun sebagian masih bingung harus mulai dari mana,” ujarnya.
Bongkar Pola Lama: Stop Ceramah, Saatnya Eksperimen!
Heni juga menyoroti kebiasaan guru yang masih terjebak dalam “penyakit 3T”—Teacher Talking Time yang dominan. Model ini membuat siswa hanya menjadi pendengar pasif.
“Coba bayangkan, anak-anak setiap hari seperti menonton episode film yang sama: guru berceramah. Tentu membosankan. Jangan salahkan siswa kalau mereka tidak fokus—karena cara kita mengajarlah yang membosankan,” tegasnya.
Guru Wajib Rebut Hak Belajar Siswa
Lebih lanjut, Heni mengingatkan bahwa meski guru punya hak untuk mengajar, yang punya hak untuk belajar adalah siswa. Maka tugas guru adalah merebut perhatian dan antusiasme siswa melalui perencanaan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
Baca Juga: Heboh! Dosen Undip Sulap Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar dan Energi Terbarukan Tanpa Limbah!
“Kalau guru gagal merencanakan, itu artinya ia sedang merencanakan kegagalan,” pungkas alumni S2 Kepengawasan Sekolah PPS UNNES ini.
RPP yang Baik Bukan Formalitas, Tapi Jalan Menuju Pembelajaran Bermakna
Pelatihan ini membuka mata banyak guru bahwa perencanaan bukanlah dokumen untuk menggugurkan kewajiban, tapi alat transformasi pendidikan di ruang kelas.
Dengan pendekatan yang menggembirakan dan penuh kesadaran, guru bisa menciptakan pembelajaran mendalam yang benar-benar berdampak pada perkembangan siswa.***