
APAAJA.NET – Aroma manis buah salak memenuhi lapangan indoor MTs N 2 Banjarnegara pada Jumat (26/4).
Suasana penuh semangat tercipta saat para peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan Penguatan Profil Pelajar Pancasila Rahmatan Lil ‘Alamin (P5RA), yang kali ini menggandeng Asosiasi Wanita Tani Banjarnegara (Aswatabara).
Kegiatan ini bukan sekadar belajar di dalam kelas. Kali ini, siswa-siswi diajak turun langsung melihat, mempraktikkan, bahkan mencicipi bagaimana buah-buahan lokal, terutama salak Banjarnegara, diolah menjadi produk bernilai tinggi.
BACA JUGA: Pentingnya Facial Wash untuk Menjaga Kulit Wajah Tetap Bersih
“Kita ingin anak-anak mengenal dunia usaha sejak dini. Harapannya, bekal ini bisa mereka gunakan ketika terjun ke masyarakat, bahkan membuka peluang kerja baru,” ujar Kepala Madrasah, Ratna Ayu, membuka acara dengan penuh semangat.
Di bawah arahan Koordinator P5RA, Titin Almiatun, para siswa belajar bahwa buah tak melulu dijual apa adanya. Ada kreativitas yang bisa membuat nilai jualnya melambung.
“Lewat kegiatan ini, anak-anak melihat langsung bahwa buah bisa diolah menjadi produk unik yang lebih menarik dan menguntungkan,” tuturnya.
Kelas VIII tahun ini memilih salak sebagai bahan utama. Menurut Dwi Widiyastuti, koordinator program, ini adalah bentuk kecintaan pada potensi lokal.
“Banjarnegara melimpah salak, tapi harga jualnya sering anjlok. Lewat inovasi olahan, kita bisa mengangkat martabat salak Banjarnegara,” tegasnya.
Dalam praktiknya, Marsini dan Rusmiati dari Kalijajar memperagakan cara membuat stik salak yang renyah. Sementara Jumiati dan Riswati dari Batur, Dieng, memperkenalkan olahan buah carica khas pegunungan.
Antusiasme peserta didik memuncak saat mereka ikut praktik: mengupas, mengolah, mengaduk adonan, hingga menghidangkan hasil kreasi.
Tidak sedikit dari mereka yang tak sabar mencicipi hasil olahan sendiri sebuah pengalaman belajar yang jauh lebih membekas daripada sekadar teori di papan tulis.
Kegiatan ini tak hanya meninggalkan kenangan manis, tetapi juga menanamkan nilai penting: bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, potensi lokal bisa diolah menjadi peluang emas.
MTs N 2 Banjarnegara membuktikan, belajar itu bisa menyenangkan, penuh rasa, dan tentu saja menginspirasi.***