APAAJA.NET – Kegiatan Pesantren Ramadhan di SMP NU Al Fattah Tegalgandu berlangsung meriah pada Sabtu, 22 Maret 2025. Acara ini diadakan di aula lantai dua gedung utama, diikuti oleh seluruh siswa dari kelas VII hingga IX. Kegiatan yang berlangsung dari pagi hingga malam hari ini menghadirkan pemateri dari lingkungan pendidikan SMP NU Al Fattah, termasuk asatid pengampu tadris Qur’an dari Pondok Pesantren Al Fattah Tegalgandu.
Memahami Makna Santri dan Tanggung Jawabnya
Kegiatan dibuka secara seremonial, kemudian dilanjutkan dengan materi pertama tentang dunia pesantren yang disampaikan oleh Akhmad Sururi, guru mata pelajaran ke-NU-an dan alumni Pondok Pesantren Lirboyo. Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa kata “santri” memiliki makna mendalam yang tersusun dari empat huruf Hijaiyah: Sin, Nun, Ta, dan Ra. Setiap huruf mengandung pesan moral dan amanat yang harus dijalankan oleh setiap santri.
Baca Juga :SMAN 3 Antar 73 Siswa Lolos SNBP 2025 ke UGM, ITB, dan UNS!
Empat Amanat Penting Bagi Santri
1. Sin: Satirun Anil Uyub (Menutupi Aib Orang Lain)
Akhmad Sururi menjelaskan bahwa sebagai santri, kita harus mampu menutupi kekurangan atau aib orang lain. Sikap ini mencerminkan karakter yang mulia dan menghindarkan diri dari perilaku buruk seperti membully atau menghina teman.
“Santri harus menutupi aib orang lain. Kita tidak boleh mengumbar kejelekan teman di hadapan orang lain. Termasuk dalam kategori ini adalah membuli, yang sangat dilarang,” ujar Akhmad Sururi.
2. Nun: Naibul Anil Ulama dan Umaro (Penerus Ulama dan Pemimpin)
Santri diharapkan menjadi penerus perjuangan ulama dan pemimpin di masa depan. Mereka memiliki tanggung jawab besar untuk menyebarkan ilmu agama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Santri setelah pulang ke rumah menggantikan peran ulama yang telah wafat. Bahkan, santri juga bisa menggantikan peran pemimpin seperti kepala daerah atau anggota dewan,” lanjut Akhmad Sururi.
Sebagai contoh nyata, Ketua Yayasan Al Fattah, Gus Syaffa, saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa santri bisa berkiprah di berbagai bidang termasuk politik.
3. Ta: Taibun Ani Dzunub (Bertaubat dari Dosa)
Santri dianjurkan untuk senantiasa bertaubat atas segala dosa dan kesalahan yang dilakukan. Apalagi di bulan Ramadhan yang penuh ampunan, membaca istighfar menjadi amalan utama untuk membersihkan hati dan jiwa.
“Santri harus banyak bertaubat agar hati dan batin kita bersih, terutama di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini,” jelasnya.
4. Ra: Roghibun Fil Ibadah (Semangat Beribadah)
Santri harus memiliki semangat dalam menjalankan ibadah sebagai bentuk kecintaan kepada akhirat. Shalat lima waktu dan ibadah sunnah lainnya menjadi bagian penting dari kehidupan seorang santri.
“Cinta kepada akhirat ditandai dengan rajin beribadah dan menjauhi larangan agama. Santri harus menjaga shalat wajib dan ibadah sunnah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT,” tegasnya.
Membangun Karakter Akhlakul Karimah
Menutup materinya, Akhmad Sururi berpesan kepada seluruh peserta didik untuk menjaga akhlakul karimah. Sikap hormat kepada orang tua, guru, dan sesama teman harus menjadi prioritas utama.
“Lisan kita harus dijaga dari menyakiti orang lain, dan tangan kita dijaga dari kemaksiatan. Dengan menjaga semuanya, karakter kesantrian kita akan terpelihara,” tutupnya.
Komitmen SMP NU Al Fattah dalam Membentuk Karakter Santri
Kepala SMP NU Al Fattah Tegalgandu, Moh Adnin, menegaskan bahwa kegiatan Pesantren Ramadhan ini merupakan program rutin yang bertujuan memperkuat karakter keagamaan siswa.
“Program ini sangat penting mengingat nilai-nilai akhlakul karimah menjadi sorotan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa dapat membiasakan diri beribadah dan berperilaku baik kepada siapa pun,” kata Moh Adnin.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan wawasan keagamaan, tetapi juga membentuk karakter santri yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap menjadi penerus ulama serta pemimpin di masa depan.
apaadminaja