
APAAJA.NET – Pelantikan PAC IPNU dan IPPNU Wanasari masa khidmat 2025–2027 di aula Kantor Kecamatan Wanasari berlangsung khidmat. Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris MWC NU Wanasari, Akhmad Sururi, menegaskan bahwa kolaborasi adalah keniscayaan bagi organisasi pelajar NU.
“Dalam konteks Badan Otonom di lingkungan MWC NU Wanasari, maka kolaborasi menjadi keniscayaan, termasuk dengan Banom lainnya,” tegasnya.
PAC IPNU-IPPNU Wanasari diharapkan mampu bersinergi dengan seluruh pengurus ranting hingga tingkat paling bawah, sehingga pergerakan organisasi semakin solid.
Teladan Kolaborasi dari Rasulullah

Akhmad Sururi mengaitkan pentingnya kolaborasi dengan sejarah Rasulullah SAW. Saat usia 35 tahun, Rasulullah menjadi tokoh yang mampu menyatukan kabilah-kabilah di Mekah ketika terjadi perehaban Masjidil Haram.
Baca Juga: Harga Toyota Avanza September 2025 Turun Drastis? Cek Fitur Mewah & Mesin Bandel Mulai Rp 249 Juta!
Kala itu, untuk menghindari perpecahan, Rasulullah membentangkan kain dan meminta setiap kabilah memegang tepinya. Di tengah kain tersebut diletakkan Hajar Aswad, lalu bersama-sama diangkat dan dipasang di Ka’bah.
“Kolaborasi sebagaimana tema yang diusung dalam kegiatan ini menjadi sangat penting, dengan didasari ilmu yang mutasil atau bersanad. Inilah kekuatan NU,” jelas alumni Pondok Pesantren Lirboyo itu.
Ilmu Bersanad, Kekuatan NU
Menurut Akhmad Sururi, ilmu bersanad adalah ruh yang menjadi ciri khas NU. Dengan sanad keilmuan, ajaran yang diajarkan tetap terjaga kemurniannya.
Ia mencontohkan, bekal keilmuan inilah yang membuat Nabi Adam AS diangkat sebagai khalifah. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ketika Allah menyatakan akan menciptakan khalifah dari golongan manusia.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa fiqih, akhlak, dan tasawuf adalah dasar ber-NU. “Aksi dan hati adalah bagian tak terpisahkan dari syariat, akhlak, serta iman. Itulah pondasi utama dalam berorganisasi,” tambahnya.
Membaca dan Menulis sebagai Modal Kader NU

Baca Juga: Isuzu D-Max 2025: Mobil Belakang Terbuka Diesel Tangguh dengan Desain Gagah dan Fitur Modern
Dalam sambutannya, Akhmad Sururi juga menekankan pentingnya tradisi membaca dan menulis. Menurutnya, meski kini ada teknologi kecerdasan buatan (AI), namun itu hanya bersifat membantu, bukan sumber utama.
“Orang yang menulis dengan referensi dan sanad yang bisa dipertanggungjawabkan, tulisannya akan memiliki makna dan rasa yang kuat,” ujarnya.
Hadirnya Tokoh-Tokoh NU Brebes
Acara pelantikan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya:
- Nyai Nafisatul Khoiriyah, anggota DPRD Brebes sekaligus Pembina PAC IPNU-IPPNU Wanasari.
- H. Tobiin, Wakil Ketua Tanfidziah MWC NU Wanasari.
- Ketua PAC Muslimat NU dan Ketua PAC Fatayat NU Wanasari.
- Ketua PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Brebes.
Pelantikan tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat gerakan kader pelajar NU di Wanasari dan Brebes secara umum.
Dengan mengusung semangat kolaborasi, IPNU dan IPPNU Wanasari diharapkan semakin solid dalam mengembangkan kaderisasi. Teladan Rasulullah, kekuatan ilmu bersanad, serta tradisi membaca dan menulis menjadi fondasi utama yang ditegaskan oleh Sekretaris MWC NU Wanasari, Akhmad Sururi.***