
APAAJA.NET – Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK Undip) kembali menorehkan prestasi di kancah internasional. Bekerja sama dengan ASEAN Fisheries Education Network (ASEAN-FEN) dan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI), Undip sukses menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 13th International Fisheries Symposium (IFS) bertema “ASEAN Fisheries and Marine Resources for Global Sustainability.”
Acara bergengsi ini berlangsung di Muladi Dome, Gedung Serba Guna Undip, Semarang, pada 6–9 Oktober 2025, dan menghadirkan ratusan ilmuwan, akademisi, serta pemangku kepentingan dari berbagai negara di kawasan Asia-Pasifik.
276 Ahli dari 16 Negara Hadir Bahas Inovasi Lautan dan Perikanan
Tak kurang dari 276 ahli kelautan dan perikanan dari 16 negara ambil bagian dalam simposium internasional ini. Dalam sesi pembukaan pada 6 Oktober, hadir pula para rektor dari universitas mitra, antara lain:
- Mindanao State University (Filipina)
- Laguna State Polytechnic University (Filipina)
- National Taiwan Ocean University (Taiwan)
Kehadiran mereka memperkuat kerja sama antarperguruan tinggi dalam memperluas kolaborasi riset dan pendidikan bidang kelautan di kawasan Asia-Pasifik.
Baca Juga: Hebat! Santri Asal Brebes Hafal 30 Juz, Ponpes MAJT–Baznas Panen Prestasi di Haflah ke-6!
Deretan Keynote Speakers Dunia Hadir di IFS 2025
Pada hari pertama, forum diskusi menghadirkan sejumlah pakar internasional sebagai keynote speakers, antara lain:
- Prof. Matsuishi Takashi Fritz, Ph.D. (Hokkaido University, Jepang)
- Dr. Pavarot Noranarttragoon (Department of Fisheries, Thailand)
- Assoc. Prof. Dr. Noor Faizul Hadry Bin Nordin (International Islamic University, Malaysia)
Sesi ini dipandu oleh Dr. Tita Elfitasari, S.Pi., M.Sc. dari Universitas Diponegoro. Mereka membahas topik-topik strategis mulai dari inovasi teknologi akuakultur, konservasi laut, hingga manajemen sumber daya perikanan yang berkelanjutan.
Pesan Dekan FPIK Undip: Akademisi Punya Peran Vital untuk Masa Depan Laut
Mewakili Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik, Prof. Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Dekan FPIK Undip membuka acara dengan pesan inspiratif.
“Sebagai akademisi kita memiliki peran vital dan harus mempertahankan sumber daya untuk masa depan. Melalui riset unggul kita temukan solusi untuk pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan,” ujar Prof. Agus.
Pesan tersebut menjadi semangat utama simposium yang bertujuan menjembatani riset akademik dengan kebutuhan industri perikanan modern.
ASEAN-FEN: IFS Jadi Katalis Pengembangan Industri Perikanan Kawasan
Ketua ASEAN-FEN, Prof. Ir. Mochammad Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa IFS 2025 menjadi katalis dalam mempercepat pengembangan industri kelautan dan perikanan di kawasan ASEAN.
Dalam forum ini, para peneliti dan praktisi membahas beragam hasil riset, mulai dari teknologi tangkap modern, pengelolaan ekosistem laut berkelanjutan, hingga tantangan perubahan iklim terhadap produksi perikanan.
Baca Juga: Progres Pemulihan Ole Romeny Jadi Sorotan, Begini Kata Patrick Kluivert
“Forum ini bukan hanya ajang akademik, tapi juga sarana strategis untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan praktik industri dan kebijakan publik,” ungkap Prof. Amin.
Momentum Strategis bagi Indonesia
Dengan menjadi tuan rumah IFS 2025, Undip menegaskan posisi Indonesia sebagai pusat riset dan inovasi kelautan di Asia Tenggara. Acara ini sekaligus memperkuat diplomasi akademik Indonesia di kancah internasional dan menunjukkan komitmen negeri ini dalam mendukung pembangunan kelautan yang berkelanjutan dan berwawasan global.
Forum ini diharapkan mampu melahirkan gagasan konkret dan kerja sama lintas negara untuk menjaga masa depan laut dunia — sesuai semangat Undip sebagai kampus riset unggul untuk keberlanjutan global.***