
APAAJA.NET – Teknologi AI generatif kembali menjadi sorotan. Kali ini, OpenAI membuat gebrakan dengan fitur baru dalam ChatGPT yang memungkinkan pengguna menciptakan gambar bergaya animasi Studio Ghibli hanya dengan menulis deskripsi teks. Fitur ini langsung viral dan menghasilkan lebih dari 700 juta permintaan gambar hanya dalam waktu satu minggu.
Baca Juga:Google Pixel 9a Rilis: Spesifikasi dan Jadwal Peluncuran
ChatGPT Bisa Buat Gambar Ghibli dari Teks
Dirilis pada 25 Maret 2025, fitur ini merupakan bagian dari integrasi teknologi AI text-to-image terbaru dari OpenAI. Pengguna cukup mengetik deskripsi seperti “anak kecil berdiri di ladang bunga saat matahari terbenam ala Ghibli”, dan dalam hitungan detik, gambar artistik bernuansa Ghibli langsung dihasilkan.
Hasilnya? Internet pun heboh. Dari Twitter hingga TikTok, pengguna berbondong-bondong membagikan hasil karya mereka, sebagian bahkan digunakan sebagai sampul konten atau aset kreatif.
OpenAI Keteteran, Server Overload!
Namun, popularitas ini datang dengan harga. COO OpenAI, Brad Lightcap, menyatakan bahwa permintaan melonjak tajam hingga 700 juta dalam seminggu, menyebabkan sistem sempat mengalami overload. Beberapa pengguna bahkan melaporkan keterlambatan akses dan rendering gambar.
Lightcap pun menyampaikan permintaan maaf terbuka dan menyebut tim teknis mereka bekerja non-stop untuk meningkatkan kapasitas server. “Kami sedang menyesuaikan infrastruktur agar bisa melayani lonjakan permintaan ini secara global,” jelasnya.
India Jadi Pengguna Terbesar ChatGPT untuk Gambar AI
Data internal OpenAI juga menunjukkan bahwa India mengalami lonjakan pengguna paling signifikan sejak peluncuran fitur ini. Negara dengan populasi besar dan komunitas digital kreatif ini mendominasi permintaan gambar berbasis AI, terutama dari kalangan muda dan kreator konten.
Mengapa Gaya Ghibli Begitu Populer?
Salah satu alasan ledakan permintaan adalah karena gaya visual Ghibli yang ikonik dan emosional. Film-film seperti Spirited Away dan My Neighbor Totoro sudah lama dicintai secara global. Gaya ini dikenal dengan palet warna hangat, latar belakang imajinatif, dan detail halus yang memikat.
Tak heran jika pengguna merasa takjub bisa menciptakan gambar sekelas itu hanya dengan modal teks dan satu klik.
Polemik di Kalangan Seniman Digital
Namun, keberhasilan ini juga memunculkan perdebatan. Banyak seniman digital menyuarakan kekhawatiran, terutama tentang etika penggunaan gaya seni tanpa izin. Beberapa menganggap teknologi ini bisa “merampas” nilai orisinalitas dan kerja keras manusia.
Diskusi soal hak cipta gaya visual dan posisi seniman di era AI generatif pun kembali mencuat. Apakah AI seperti ini membantu seniman atau justru menggusur?
Baca Juga:Samsung Galaxy A05s: HP 1 Jutaan Terbaik untuk Lebaran?
Sam Altman: “AI Harus Dimanfaatkan dengan Bijak”
CEO OpenAI, Sam Altman, dalam pernyataannya mengakui bahwa sistem sempat kesulitan. Namun, ia menekankan bahwa fitur ini dirancang untuk mendorong kreativitas, bukan menggantikannya. “Kami percaya AI adalah alat, bukan pengganti. Tapi kami juga sadar bahwa tanggung jawab etis adalah bagian penting dalam inovasi ini.”