
APAAJA.NET – Cedera parah dua kali, bahkan di bagian tulang yang sama, tidak menyurutkan semangat Argiya Farrel Ramadhan untuk terus mengejar mimpinya di dunia balap. Pembalap muda kelahiran Bukittinggi, 29 Oktober 2005 ini telah membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan dukungan yang tepat, rintangan sebesar apa pun bisa dilalui.
Awal Mula Jatuh Cinta pada Balapan
Argiya mulai tertarik pada dunia balap saat masih kelas 3 SD, ketika diajak orang tuanya menonton Motocross. Minat itu langsung tumbuh, dan kedua orang tuanya, Doni Delyuda dan Amrina Liza, tidak ragu mendukung. Mereka membelikan Argiya motor KX 85 sebagai langkah awal. Hasilnya? Tahun 2016, ia langsung meraih podium dua dalam debut Motocross-nya di Bukittinggi.
Baca Juga: Hasil Juara Casytha Manahadap Drag Bike Pemula 2025
Cedera Pertama: Patah Tulang, Ganti Jalur Balapan
Namun perjalanan Argiya tak selalu mulus. Ia harus vakum selama 10 bulan karena patah tulang tangan kiri. Saat itu, ia sempat dilarang balapan. Tapi semangatnya tak patah. Karena tidak memungkinkan kembali ke Motocross, Argiya banting setir ke Roadrace.
Debut Roadrace-nya tahun 2019 di Bukittinggi langsung mencuri perhatian. Ia berhasil menyabet juara pertama, membuat semangatnya makin menyala.
Cedera Kedua: Ujian Keteguhan Mental
Tak lama setelah comeback, Argiya kembali mengalami cedera serius—tulang tangan kiri patah lagi di bagian yang sama. Kali ini, tekanan dari orang tua semakin besar untuk berhenti. Tapi bagi Argiya, balap bukan sekadar hobi—sudah menjadi bagian dari hidup.
Belajar dari Pelatih Profesional dan Gabung Tim Nasional
Setelah pulih, Argiya bertemu pelatih profesional Kiki Manurung yang menjadi mentor penting dalam kariernya. Bersama Kiki, Argiya rutin latihan dan mengasah teknik balap dengan serius.
Tahun 2021, ia sempat bergabung dengan tim Bethar di Yogyakarta. Sayangnya, pandemi COVID-19 memaksa event balapan dibatalkan dan Argiya harus kembali ke kampung halaman. Namun, latihan tetap berjalan.
Bangkit Lebih Kuat: Kejurnas, Mandalika, dan PON
Setelah pandemi, Argiya bergabung dengan tim X-Dareh dan langsung tampil di Kejurnas Motoprix. Hasilnya impresif: ia menjadi runner up. Tak hanya itu, ia juga dipanggil untuk mewakili Sumatera Barat di ajang PON 2024 cabang Roadrace di Medan.
Tahun yang sama, Argiya juga turun di Mandalika Racing Series bersama tim Kaboci dan tampil di Sumatera Cup Prix (SCP) bersama tim A21. Di SCP, ia bahkan dipantau langsung oleh mekanik senior Acos Lalang.
Tahun 2025: Gabung BTKS X A21 dan Tampil Konsisten
Tahun ini, Argiya memperkuat tim BTKS X A21 dan berlaga di kelas UB 150cc dan National Sports 150cc. Di race pertama, ia sempat terjatuh, namun bangkit dan langsung finis di posisi kelima pada race berikutnya. Mental balapnya terbukti sekuat aspal Mandalika!
Pesan Argiya: Jangan Pernah Menyerah!
Kisah Argiya Farrel Ramadhan adalah potret nyata kegigihan. Dari nonton balapan jadi pembalap. Dari dilarang balapan karena cedera, kini mewakili provinsi di PON dan tampil di ajang nasional. Ia menunjukkan bahwa jatuh—secara harfiah maupun mental—bukan alasan untuk berhenti bermimpi.
“Jangan gampang nyerah! Kalau udah cinta sama sesuatu, kejar terus sampai finish,” kata Argiya.