
APAAJA.NET – Dalam beberapa tahun terakhir, hydrogen bus atau bus hidrogen semakin ramai diperbincangkan di berbagai belahan dunia. Sebagai kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), bus ini menawarkan solusi transportasi publik tanpa emisi karbon hanya mengeluarkan uap air sebagai hasil pembakaran.
Keunggulannya tidak hanya pada aspek lingkungan, tapi juga efisiensi dan daya jelajah yang mampu menyaingi kendaraan berbahan bakar fosil.
Mengapa Hydrogen Bus Mulai Diminati?
Baca Juga: Kemenag Brebes Siapkan Sosialisasi Perbup MDT 2025, FKDT: Jangan Hanya Jadi Dokumen Mati!
1. Emisi Nol untuk Kota Lebih Bersih
Berbeda dengan bus berbahan bakar fosil, hydrogen bus menghasilkan emisi nol dan hanya mengeluarkan uap air. Hal ini berkontribusi langsung dalam menekan polusi udara, terutama di kawasan perkotaan yang padat lalu lintas.
2. Waktu Pengisian Singkat
Pengisian bahan bakar hidrogen rata-rata hanya memakan waktu 10–15 menit—jauh lebih cepat dibandingkan bus listrik berbaterai penuh yang bisa memakan waktu berjam-jam.
3. Jarak Tempuh Panjang
Satu kali pengisian hidrogen mampu menempuh 300–500 kilometer, membuatnya ideal untuk rute antarkota maupun jalur transportasi publik berintensitas tinggi.
Tren Global dan Arah Perkembangan
Negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman telah mengoperasikan ratusan unit hydrogen bus dalam sistem transportasi mereka. Tiongkok bahkan mencatat lonjakan signifikan produksi dan adopsi sejak 2023.
Peluang dan Tantangan di Indonesia
Meski prospeknya cerah, adopsi hydrogen bus di Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan:
- Infrastruktur pengisian hidrogen masih belum tersedia.
- Biaya produksi green hydrogen relatif mahal.
- Regulasi keamanan distribusi hidrogen belum matang.
Namun, dengan target Net Zero Emission 2060, pemerintah bisa mendorong pengembangan melalui:
- Pengalihan subsidi BBM fosil ke riset dan infrastruktur hidrogen.
- Kolaborasi dengan investor asing.
- Program percontohan di kota-kota besar.
Menuju Masa Depan Transportasi Hijau
Baca Juga: Redmi Note 14 4G Bikin Geger! Kamera 108MP & Layar AMOLED 1.800 Nits Cuma 2 Jutaan
Jika tren global diikuti, bukan mustahil dalam 10 tahun ke depan hydrogen bus akan menjadi pemandangan umum di jalanan kota besar Indonesia, berdampingan bahkan menggantikan bus listrik baterai.***